Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Unggul Melalui Strategi Pemerintah untuk Memenuhi Kebutuhan Industri

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pendidikan vokasi dan penguasaan kompetensi yang solid dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) industri yang unggul serta berdaya saing tinggi. Sinergi antara dunia pendidikan dan industri juga akan semakin erat melalui pendekatan ini.

Menurut Menperin, tingkat pengabdian lulusan yang tinggi menunjukkan bahwa sarjana vokasi dari Kemenperin memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan industri dan siap berperan dalam perkembangan ekonomi nasional. Pernyataan ini disampaikan oleh Agus Gumiwang Kartasasmita saat dihadiri media di Jakarta pada Selasa (7/10/2025).

Keberhasilan ini juga didukung oleh komitmen Kemenperin dalam mengembangkan ekosistem pendidikan vokasi yang responsif terhadap perkembangan industri. Melalui kerja sama dengan dunia usaha dan industri (DUDI), kurikulum terus diperbarui agar relevan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar kerja. “Kita berharap setiap lulusan vokasi memiliki daya saing global dan menjadi bagian penting dari transformasi industri nasional,” ujarnya dengan tegas.

Sementara itu, Masrokhan, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), menjelaskan bahwa tingkat absorpsi lulusan menjadi indikator penting dalam mengukur kinerja lembaga pendidikan di lingkungan Kemenperin. “Data absorpsi lulusan menjadi patokan keberhasilan dan dasar evaluasi untuk memastikan pendidikan vokasi tetap relevan dengan kebutuhan industri,” tukasnya.

Masrokhan juga menyebutkan bahwa BPSDMI akan terus memperkuat sistem pemetaan kebutuhan tenaga kerja industri melalui kerja sama yang lebih baik dengan mitra industri, pembenahan fasilitas pendidikan, serta pembaruan kurikulum. “Langkah ini diharapkan bisa memastikan lulusan vokasi Kemenperin siap menghadapi tantangan masa depan dan mendukung industrialisasi nasional yang berkelanjutan,” tambahnya.

Data Kemenperin menunjukkan bahwa pada tahun 2024, jumlah lulusan program vokasi (SMK, politeknik, dan akademi komunitas) mencapai 3.118 orang, dengan 2.731 di antaranya sudah bekerja. Sisanya melanjutkan pendidikan, berwirausaha, atau masih dalam proses penerimaan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat absorpsi lulusan pendidikan vokasi Kemenperin yang langsung diterima kerja di industri mencapai 88 persen.

“Angka ini membuktikan bahwa mayoritas lulusan vokasi di bawah Kemenperin sudah menemukan jalan karirnya. Model vokasi berbasis industri yang dikembangkan Kemenperin bersama dunia usaha dan industri telah terbukti efektif dan relevan,” ungkap Wulan Aprilianti Permatasari, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin.

Wulan juga menambahkan bahwa pendidikan vokasi di Kemenperin tidak hanya teori, tetapi mampu menghasilkan SDM industri yang siap bekerja. “Kehormatan ini menjadi dorongan untuk terus memperkuat kerja sama antara pendidikan dan industri,” tutupnya.

Pendidikan vokasi telah terbukti sebagai salah satu jalur yang efektif dalam mempersiapkan generasi muda untuk memasuki dunia industri. Dengan dukungan yang tepat, sinergi antara pendidikan dan industri akan terus berkembang, menjadikan Indonesia lebih siap menghadapi era industri masa depan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan