Pembangunan Panel Surya Kapasitas 80-100 Gigawatt Dilaksanakan Tanpa Menggunakan APBN

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengungkapkan rencana pemerintah untuk mempercepat pembangunan panel surya sebagai sumber energi tambahan. PLN telah direncanakan untuk mengembangkan panel surya dengan kapasitas antara 80 hingga 100 gigawatt di seluruh Indonesia. Proyek ini tidak akan memerlukan banyak dana dari APBN, karena pemerintah akan mendorong kerja sama dengan investor asing dan mencari pinjaman lunas sebagai alternatif pendanaan.

Dalam keterangan resmi, Bahlil menyampaikan bahwa PLN akan dibekali dengan dukungan investor asing dan pinjaman lunas, dengan jaminan aset dan offtaker sebagai dasar kerjasama. Pembicaraan ini dilontarkan saat acara detikSore on Location di Sarinah, Jakarta Pusat, pada hari Selasa (7 Oktober 2025).

Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk mempercepat penyediaan listrik ke wilayah terpencil. Sekitar 5.700 desa dan 4.400 dusun di Indonesia masih belum terjangkau oleh listrik, namun target pemerintah adalah semua wilayah tersebut akan memiliki akses listrik sebelum akhir tahun 2029.

“Tugas utama kita adalah memastikan bahwa setiap desa di Indonesia memiliki listrik pada 2029. Ini harus menjadi prioritas utama,” ujar Bahlil.

Di bidang BBM, Pertamina juga berencana untuk melaksanakan ekspansi besar-besaran dalam pembangunan kilang. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM. Menurut Bahlil, Pembangunan kilang akan dilakukan secara strategis, termasuk di beberapa lokasi yang memiliki akses ke sumber minyak.

“Pertamina juga tengah merencanakan ekspansi untuk meningkatkan produksi dan membangun kilang baru. Kita akan fokus pada pembangunan kilang di tempat-tempat strategis, termasuk daerah yang memiliki akses ke minyak dari negara tetangga,” tambah Bahlil.

Beberapa studi terbaru menunjukkan bahwa investasi dalam energi terbarukan, seperti panel surya, dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi ekonomi dan lingkungan Indonesia. Dengan mengurangi dependensi terhadap energi fosil, negara dapat menghadapi tantangan perubahan iklim dengan lebih efektif. Pembangunan kilang baru juga diharapkan dapat meningkatkan keamanan energi nasional dan mengurangi beban impor BBM, yang selama ini menjadi beban finansial yang besar.

Studi kasus di negara-negara lain, seperti Jerman dan Denmark, menunjukkan bahwa investasi dalam energi terbarukan dan pembangunan infrastruktur energi dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Indonesia dapat mengambil pelajaran dari model-model ini untuk mengoptimalkan programnya.

Untuk mencapai target énerginya, Indonesia perlu memastikan dukungan politik yang kuat, kerjasama sektor swasta yang efektif, dan dukungan finansial yang memadai. Dengan demikian, visi energi nasional dapat terwujud, dan Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara lain dalam transisi energi yang berkelanjutan.

Pembangunan infrastruktur energi di Indonesia tidak hanya tentang menambahkan kapasitas, tetapi juga tentang memastikan akses yang merata bagi seluruh masyarakat. Dengan mempercepat penyediaan listrik ke wilayah terpencil, pemerintah tidak hanya meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Ekspansi kilang oleh Pertamina akan mengurangi impor BBM, menguatan keamanan energi, dan menciptakan lapangan kerja baru. Ini adalah langkah penting untuk masa depan yang lebih terang dan berkelanjutan bagi Indonesia.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan