Di Jakarta, sebuah kasus yang menarik perhatian banyak orang saat seorang remaja dari Bogor, yang disapa Cippie, menjadi viral karena kebiasaannya mengonsumsi es batu. Hal ini terjadi setelah dia membagikan pengalamannya tentang anemia di platform TikTok.
Sejak awal, dokter yang mengobatinya menyebutkan bahwa kebiasaan mengunakannya es batu sebenarnya sudah menjadi tanda awal anemia. “Aku dulu makan es batu buat segarkan pikiran,” katanya dalam caption video viralnya, kemudian menjelaskan bahwa dia menderita anemia.
Cippie mengakui bahwa dia mulai merasakan gejala anemia ketika baru berusia 19 tahun. Beberapa bulan yang lalu, dia mengalami periode haid yang lama. “Awalnya karena haid-ku tidak berhenti, sering keluar darah, dengan pola makan rendah zat besi, karena saya jarang makan sayuran, ikan, atau daging, sering makan junk food, dan suka begadang,” keterangannya.
Polanya hidup saat itu sangat tidak sehat. Ketika dokter menanyakan keluhan lainnya, Cippie juga mengungkapkan bahwa dia sering merasakan pusing, sakit pinggang, dan gemetar. Selain itu, dia memiliki keinginan kuat untuk mengonsumsi es batu. “Saat diperiksa darah, nilai HB-ku hanya 7, dan dokter menjelaskan bahwa anemia menyebabkan kepedulian ku terhadap es batu,” katanya.
Setelah didiagnosis anemia, Cippie mulai memperbaiki pola makannya dan seiring waktu, darah mens yang keluar pun menjadi lebih teratur. “Sekarang, ketika melihat es batu, sudah biasa saja. Dulu sampai kaget inginnya,” tuturnya.
Kondisi seperti yang dialami Cippie dikenal sebagai “pica,” yang meliputi keinginan mengunyah bahan non-gizi seperti es, tanah liat, atau kertas. Menurut Mayo Clinic, pagophagia (keinginan mengunyah es) sering terkait dengan defisiensi zat besi, baik dengan atau tanpa anemia. Namun, penyebabnya masih belum sepenuhnya diketahui.
Pada beberapa kasus jarang, masalah gizi lain atau masalah emosional seperti stres, gangguan obsesif-kompulsif, atau gangguan perkembangan juga dapat menjadi penyebab pica. Evaluasi medis yang komprehensif diperlukan untuk menentukan penyebab yang sebenarnya. Jika pica disebabkan oleh masalah emosional atau perkembangan, terapi perilaku kognitif dapat menjadi solusi.
Dari kasus ini, terdapat beberapa poin penting yang dapat dipetik. Pertama, pentingnya mengetahui gejala-gejala kesehatan yang mungkin terjadi karena pola hidupmu yang kurang sehat. Kedua, pentingnya melakukan pemeriksaan medis jika ada keluhan yang berulang-ulang. Terakhir, perubahan pola hidup dan konsultasi dengan dokter dapat membantu dalam mengatasi masalah kesehatan.
Pada akhirnya, kesempatan ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Jaga kesehatan tubuhmu dengan pola makan seimbang dan konsultasi dengan profesional kesehatan jika ada gejala aneh yang timbul. Jangan biarkan kebiasaan yang sepele menjadi masalah serius. Ketahui tubuhmu lebih baik, agar bisa lebih sehat dan bahagia.
Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.