Transformasi TNI Menuju Modernisasi Dalam Rangka Peringatan Hari Kemerdekaan Ke-80

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Bambang Soesatyo, anggota DPR RI dan Ketua MPR RI periode ke-15, menyatakan bahwa hari ulang tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi momen penting untuk memperkuat identitas sebagai pelindung kedaulatan dan perlindungan rakyat. Ia mengemukakan bahwa tema ‘TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju’ harus diterjemahkan melalui perubahan TNI menjadi institusi profesional, modern, dan adaptif dalam menghadapi dinami geopolitik dan tantangan keamanan global.

“Delapan dekade merupakan perjalanan panjang. TNI bukan hanya lembaga pertahanan, tetapi juga pilar moral dan sosial yang menjaga persatuan bangsa. Profesionalisme dan modernisasi menjadi kunci agar TNI tetap sesuai dengan perkembangan masanya,” kata Bamsoet dalam pernyataan resmi, Minggu (5/10/25).

Selama perayaan HUT ke-80 TNI, Bamsoet menerima Brevet Wing Penerbang Kelas 1 Pesawat Tempur sekaligus gelar Warga Kehormatan TNI-AU. Ia juga meraih Brevet Baret Ungu Anti Teror Aspek Laut dan Intai Para Amphibi Korps Marinir sekaligus Warga Kehormatan Korps Marinir TNI AL, serta Brevet Baret Hitam Hiu Kencana Satuan Kapal Selam bersama gelar Warga Kehormatan TNI-AL.

TNI Prima, menurutnya, melambangkan komitmen kuat seluruh prajurit untuk bekerja profesional dan tanggap terhadap berbagai ancaman. Mulai perang konvensional hingga keamanan siber, terorisme, bencana alam, dan disinformasi digital, semua tantangan memerlukan siap sedia taktis dan strategi yang melibatkan berbagai elemen.

“Peningkatan kemampuan tempur harus didukung dengan integrasi sistem dan teknologi terbaru. TNI sudah menunjukkan kemajuan melalui program modernisasi alat tempur dan kerjasama dengan industri pertahanan dalam negeri. Namun, aspek paling penting adalah pembentukan prajurit yang tangguh, berkarakter, dan berjiwa rakyat,” ujarnya.

Sementara itu, konsep TNI Rakyat untuk Bamsoet menggambarkan identitas sejati prajurit yang berasal dan berjuang untuk rakyat. TNI Rakyat adalah cerminan sejarah panjang pertahanan Indonesia. Sejak awal berdiri, TNI memang identik sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara profesional, dan tentara nasional. Hubungan erat TNI dengan masyarakat menjadi elemen penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kekuatan TNI berasal dari dukungan rakyat. Pada masa perjuangan kemerdekaan, rakyat menjadi pertahanan terakhir. Saat ini, kerjasama tersebut masih relevan dalam menghadapi ancaman baru, seperti disinformasi, radikalisme, dan peretasan data pertahanan,” jelasnya.

Semangat ‘Indonesia Maju’ dalam tema perayaan HUT ke-80 TNI harus mencerminkan komitmen TNI dalam mendukung visi negara maju. Indonesia Maju tidak hanya tentang kemampuan pertempuran, melainkan juga peran TNI dalam berbagai operasi non-militer.

Bamsoet juga mencatat bahwa TNI berperan aktif dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP), sesuai UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, yang mengatur keterlibatan TNI dalam kegiatan sosial, kemanusiaan, dan pembangunan. “TNI juga memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas nasional melalui kerjasama erat dengan Polri dan berbagai lembaga keamanan. Koordinasi antara TNI dan Polri harus terus diperkuat, karena stabilitas politik dan keamanan adalah dasar pembangunan nasional. Dalam situasi apa pun, kerja sama keduanya menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dari Sabang hingga Merauke,” tutupnya.

TNI yang selalu beradaptasi, bertransformasi, dan berkomitmen pada rakyat akan terus menjadi pilar utama dalam menuju Indonesia yang maju dan stabil. Setiap prajurit, dengan profesionalisme dan dedikasi, menjadi jembatan antara kekuatan pertahanan dan aspirasi bangsa.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan