Temuan Awal Komisi Pemberantasan Korupsi Terkait Kontaminasi Radioaktif Cesium-137 dalam Cengkeh Indonesia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisal Nurofiq, mengungkapkan bahwa hasil sementara dari pemeriksaan terhadap perusahaan ekspor cengkeh yang dipicun kontaminasi radioaktif Cesium-137 (Cs-137) menunjukkan tingkat radiasi yang layak. Produk cengkeh yang diduga terkontaminasi tersebut sedang dalam proses pengembalian ke Indonesia. “Barang yang akan dikembalikan masih dalam perjalanan. Oleh karena itu, kami melakukan pemeriksaan langsung di perusahaan tersebut. Ternyata angka radiasi di sini berbeda dengan yang diketahui di Cikande, di mana di daerah tersebut terdeteksi hingga 1.000 mikrosievert per jam. Sedangkan di lokasi perusahaan ini, tingkat radiasi rata-rata hanya 0,07 hingga 0,04 mikrosievert per jam. Ini merupakan nilai yang sesuai dengan kondisi background alam,” kata dia dalam wawancara dengan ANTARA.

Hasil tersebut diperoleh dari kunjungan tim pengawas yang terdiri dari anggota Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Tim Gegana Polri. Meskipun hasil awal menunjukkan radiasi dalam batas normal, Hanif menegaskan akan melakukan peninjauan lebih lanjut untuk memastikan kondisi yang sebenarnya.

Sebelum ini, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah melaporkan adanya dugaan kontaminasi Cesium-137 pada cengkeh Indonesia yang diekspor oleh PT NJS. Sebagai tanggapan, FDA segera memblokir seluruh impor rempah-rempah dari perusahaan tersebut ke wilayah Amerika Serikat. Berdasarkan laporan FDA, kontaminasi tersebut terdeteksi setelah inspektur federal menemukan jejak Cesium-137 dalam kiriman cengkeh yang ditujukan ke California.

Penyelidikan ini juga terkait dengan peringatan impor yang diberlakan FDA pada Agustus 2025 terhadap PT Bahari Makmuri Sejati (BMS Foods), produsen udang yang mengirimkan jutaan kilogram hasil tangkapannya setiap tahun ke pasaran Amerika. Sampai saat ini, masih belum diketahui apakah sumber kontaminasi pada udang dan rempah-rempah tersebut bersumber dari tempat yang sama. Kedua fasilitas pengolahan, PT NJS dan PT BMS Foods, terletak sekitar 800 kilometer di Indonesia. FDA dan Customs and Border Protection (CBP) masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui asal-usul kontaminasi yang terjadi.

Kontaminasi radioaktif pada komoditas ekspor Indonesia, baik cengkeh maupun udang, menimbulkan kekhawatiran serius. Hal ini mengancam pasokan bahan pangan dan rempah-rempah Indonesia ke pasar internasional. Pemerintah dan instansi terkait harus bekerja sama dengan lebih intensif untuk memastikan keamanan produk ekspor, terutama dalam menghadapi tantangan kontaminasi yang tidak diinginkan. Pelaku usaha juga diharapkan lebih memperhatikan prosedur sanitasi dan pengawasan dalam rangka menjaga kualitas produk yang diekspor.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan