Football Manager 26 merupakan salah satu judul game yang sangat ditunggu-tunggu di tahun 2025 ini, dengan ajang olahraga yang menjadi salah satu yang paling populer di dunia. Game ini mengalami penundaan rilis selama satu tahun karena proses pengembangan yang luar biasa. Yang menarik, game ini akhirnya akan diluncurkan pada tahun ini, dan Miles Jacobson, yang merupakan Studio Director dari Sports Interactive, membantu dalam mengungkap banyak detail menarik tentang pengembangan Football Manager 26.
Miles, sebagai figur utama di balik game ini, berbagi wawancara yang santai namun penuh semangat. Dia menjelaskan bahwa Football Manager 26 bukan hanya sekadar lanjutan dari versi sebelumnya, melainkan merupakan awal dari era baru yang akan berlangsung selama 20 tahun ke depan. Mari kita saksikan wawancara lengkap dengannya!
Sebagai bagian dari tantangan utama dalam pengembangan game ini, tim pengembang berusaha untuk menyediakan simulasi yang sangat kaya akan detail, namun tetap ramah bagi pemain yang baru. Miles menjelaskan bahwa sejak tahun 2021, jumlah pemain game ini mencapai dua juta. Namun, pada versi terbaru, game ini sudah bisa menarik hingga 20 juta pemain. Sayangnya, banyak pemain baru yang berhenti bermain setelah satu jam. Hanya sekitar delapan juta pemain yang melanjutkan permainan hingga lima jam, dan jika pemain sudah bermain selama lima jam, biasanya mereka akan terus bermain hingga mencapai seratus jam.
Untuk memenuhi tantangan ini, tim pengembang membentuk tim khusus untuk aksesibilitas dan memberikan lebih banyak kebebasan kepada penulis naskah seperti Phil untuk menciptakan tutorial yang lebih ramah. Selain itu, mereka juga menciptakan antarmuka baru yang lebih mudah dipahami, namun tetap menyediakan detail yang mendalam jika diperlukan. Selain itu, mereka juga menambahkan sistem pencarian baru yang tidak hanya membantu navigasi, tetapi juga berfungsi sebagai ensiklopedia sepak bola di dalam game, yang dinamakan FMpedia. Dengan demikian, jika pemain menginputkan kata seperti “taktik,” akan muncul penjelasan lengkap serta tautan ke layar terkait di dalam game.
Proses pengembangan game ini juga sangat terstruktur. Setiap fitur yang dibuat dinilai terhadap enam tipe pemain berbeda, mulai dari pemain baru hingga pemain yang sudah berpengalaman. “Kami punya peta besar yang menunjukkan porsi fitur untuk setiap kelompok. Jika ada yang kurang, kami akan merubahnya,” kata Miles dengan canda. Dengan demikian, game ini dapat memuaskan baik pemain berpengalaman maupun pemula.
Salah satu fitur yang paling menonjol dari Football Manager 26 adalah adanya tim sepak bola wanita. Miles tanpa ragu mengakui bahwa fitur ini seharusnya sudah ada lebih awal. Menurutnya, ada alasan komersial di awal yang membuatnya lambat, dan ini adalah kesalahan dari dirinya. “Kita harus menjadi bagian dari upaya untuk memecahkan ‘glass ceiling’,” katanya dengan tegas.
Langkah pertama yang diambil adalah merekrut ahli yang sejati, yaitu Tina Keech, yang memiliki pengalaman di dunia taruhan sepak bola dan juga sebagai pemain sepak bola. Tina membangun jaringan riset global, dengan bantuan banyak peneliti pria yang juga fans sepak bola wanita. Miles juga mendapatkan banyak wawasan dari tokoh-tokoh seperti Emma Hayes, pelatih tim nasional wanita Amerika Serikat. “Dalam satu jam, Emma mengajarkan saya lebih banyak tentang siklus menstruasi dan dampaknya pada atlet daripada yang saya pelajari sepanjang hidup,” ungkapnya dengan ton yang penuh kagum.
Dalam hal ini, pengembang melakukan penelitian yang mendalam, mulai dari atribut fisik, perbandingan kemampuan, hingga animasi tubuh. “Kami memutuskan untuk mengukur atlet wanita dan pria dalam skala yang berbeda. Tidak adil jika kecepatan atau kelincahan mereka dibandingkan langsung,” jelas Miles. Bahkan animasi lari harus dibuat ulang karena tubuh wanita memiliki proporsi yang berbeda. “Jika animasi pria dipaksakan, gerakannya jadi mirip koboi,” katanya dengan lelucon.
Tak tanggung-tanggung, ribuan animasi direkam ulang bersama pemain sepak bola wanita profesional. Hasilnya, Football Manager 26 menghadirkan 11 liga dengan 14 divisi sejak hari pertama, angka yang bahkan melebihi mayoritas game olahraga pria. “Kami ingin representasi yang benar-benar layak dan detail,” tambahnya.
Untuk Miles, Football Manager 26 bukan hanya sekadar sekuel. “Orang jangan anggap ini sekadar versi selanjutnya. Ini versi pertama dari 20 tahun ke depan,” tegasnya. Salah satu inovasi terbesar adalah antarmuka yang lebih baru dan grafis yang jauh lebih baik, hasil kolaborasi dengan Unity. “Teaser trailer belum bisa menunjukkan kehebatan match engine terbaru. Versi finalnya jauh lebih bagus,” katanya penuh semangat.
Sistem taktik juga mengalami perubahan besar, begitu pula dengan mekanik transfer yang masih dirahasiakan. Menariknya, beberapa pemain hardcore justru sempat bingung dengan UI baru, sementara pemain baru merasa lebih mudah menavigasi. “Ini jadi tantangan unik, karena biasanya yang lama justru lebih gampang,” ujar Miles.
Sistem FMpedia yang terintegrasi juga memudahkan eksplorasi. Miles bahkan penasaran dengan total waktu bermain yang bakal tercatat. “Football Manager 24 sudah tembus 2 miliar jam. Siapa tahu Football Manager 26 bisa lebih gila lagi,” ucapnya sambil tersenyum.
Salah satu kritik yang sering muncul di seri sebelumnya adalah pasar transfer yang dianggap terlalu mahal bahkan untuk pemain yang tidak terkenal. Menanggapi hal itu, Miles langsung memberi contoh nyata. “Harga pemain ditentukan seberapa berharga dia bagi klubnya, bukan hanya nilai pasar,” jelasnya.
Ia mencontohkan transfer Nick Waltermark ke Newcastle seharga £67 juta. “Apakah dia pantas senilai itu? Mungkin tidak. Tapi klubnya bilang, kalau mau beli, harus bayar lebih karena dia sangat penting dan susah digantikan,” kata Miles. Sebaliknya, kasus Jadon Sancho di Manchester United berbeda. Semua orang tahu ia dijual, jadi klub lain menunggu harga turun agar MU bisa lolos aturan FFP, hingga akhirnya Aston Villa mendapat harga miring.
Menurut Miles, yang sering disalahpahami pemain adalah mekanisme tawar-menawar. “Kalau beli mobil bekas, apa langsung bayar harga yang tertera? Pasti coba nego, kan? Sama halnya di Football Manager. Jangan langsung klik ‘yes’ ke harga awal, lakukan negosiasi,” tegasnya. Jadi, pasar transfer di Football Manager 26 tetap realistis—selama pemain juga aktif bernegosiasi seperti dunia nyata.
Football Manager 26 juga hadir dengan antarmuka (UI) yang benar-benar dirombak setelah kegagalan konsep di Football Manager 25. “Versi pertama UI baru malah nggak berjalan, makanya kami batalin Football Manager 25. Kami terlalu ambisius dengan sistem navigasi tunggal,” ungkap Miles. Kini, game menyediakan tiga cara navigasi: menu atas, sub-menu, dan sistem bookmark.
Miles menjelaskan bahwa perhatian pemain modern makin singkat karena pengaruh media sosial. “Kami harus menampilkan informasi penting dalam potongan kecil yang langsung menarik perhatian, tapi tetap bisa diklik untuk detail lebih dalam,” jelasnya. Sistem bookmark memungkinkan 18 pilihan cepat, dengan enam di antaranya bisa tampil sekaligus, memudahkan akses ke layar favorit seperti taktik hanya dengan sekali klik.
Bagi pemain baru, UI baru ini terasa lebih sederhana. Namun, pemain lama perlu waktu menyesuaikan diri karena letak menu yang berbeda. “Begitu muscle memory di-reset, navigasi jadi jauh lebih enak. Banyak fitur lama yang dulu tersembunyi sekarang lebih mudah ditemukan,” kata Miles sambil menekankan pentingnya eksplorasi awal.
Miles menegaskan bahwa Football Manager 26 bukan sekadar lanjutan, tapi awal generasi baru. “Kami meninjau apa yang bekerja dengan baik dan apa yang tidak. Yang jelek kami buang atau perbaiki. Bahkan sistem taktik lama, yang dulu dianggap sangat mendalam, ternyata tidak realistis setelah kami bicara dengan pelatih dan manajer,” ujarnya.
Kini, taktik bisa diatur berbeda saat in-possession dan out-of-posession, lengkap dengan instruksi dan formasi terpisah. Perubahan besar ini juga menuntut ribuan penyesuaian pada AI. Miles mengibaratkan transformasi ini seperti lompatan Marvel ke multiverse setelah 22 film. “Football Manager 24 adalah penutup sempurna, semacam love letter untuk sepak bola. Football Manager 26 adalah awal babak baru,” katanya.
Ia juga mengakui keputusan menunda Football Manager 25 sebagai kegagalan pribadi. “Itu satu-satunya kegagalan dalam 34 tahun. Saya harus minta maaf karena game yang kami buat saat itu tidak cukup baik. Di Asia, harga game relatif mahal dibanding gaji, jadi saya tidak bisa memaksa orang menghabiskan tabungan untuk game yang belum siap,” jelasnya. Sega, kata Miles, mendukung keputusan sulit itu meski berarti kerugian finansial.
Dari pengalaman tersebut, banyak pelajaran berharga yang ia petik. “Kami belajar bahwa ide bagus di kertas belum tentu jalan di lapangan. Kerja keras setiap hari itu kunci. Seperti perbandingan Messi dan Ronaldo—Messi paling berbakat, Ronaldo paling rajin. Tanpa usaha 100%, talenta saja tidak cukup,” tuturnya.
Football Manager 26 hadir dengan janji besar soal keragaman strategi. Sang developer mengutamakan pembaruan besar di match engine yang membuat variasi taktik terasa jauh lebih realistis. Memang, tak bisa dipungkiri kalau Gegenpress tetap jadi andalan klub-klub besar—lihat saja Liverpool atau Chelsea yang sukses dengan gaya itu. Kalau punya pemain top, strategi ini memang ampuh. Tapi Football Manager 26 menekankan bahwa kalau skuad kamu tidak sekuat itu, para pemain akan jauh lebih cepat kehabisan tenaga. Jadi, hasilnya tergantung pada kualitas dan stamina pemain, sama persis seperti kondisi di dunia nyata.
Menariknya, data internal menunjukkan kalau taktik lain juga bisa jadi juara. Contohnya Brighton atau Getafe yang sukses dengan sistem unik masing-masing. Mereka merekrut pemain khusus yang cocok dengan taktik mereka, membangun tim, lalu menjualnya ke klub raksasa seperti Chelsea atau Manchester United.
Itulah yang coba dihadirkan Football Manager 26, sebuah simulasi di mana kamu bisa membangun strategi yang benar-benar sesuai karakter tim, bukan sekadar meniru klub besar. Gegenpress memang “easy mode” kalau kamu melatih klub besar, tapi sensasi sesungguhnya justru terasa saat kamu membangun tim kecil dari nol hingga mampu memainkan taktik sehebat itu.
Di dalam game, pemain bisa meracik taktik sesuka hati dengan pemisahan sistem in-possession dan out-of-possession yang lebih detail. Bahkan strategi pribadi seperti 4-3-3 ketika menyerang lalu berganti ke 4-5-1 untuk bertahan bisa dilakukan, lengkap dengan pergantian gaya main di menit-menit akhir. Poin pentingnya: tidak ada taktik terbaik. Semua kembali ke pemain yang dimiliki. Posisi gelandang bertahan bahkan disebut sebagai tulang punggung lapangan, karena peran mereka menentukan keseimbangan serangan dan pertahanan.
Football Manager 26 tidak menawarkan satu “fitur utama” yang mencolok, melainkan sebuah paket penuh peningkatan di segala sisi. Dari antarmuka hingga grafis, semua dibuat ulang agar terasa lebih segar. Kolaborasi dengan Transfer Room membawa sistem transfer dunia nyata ke dalam game. Transfer Room ibarat “eBay untuk pesepakbola”, tempat klub saling berbagi info pemain yang tersedia, memberikan sentuhan autentik dalam proses jual-beli pemain.
Teknologi volumetric data dari Hawkeye—perusahaan yang juga menangani sistem VAR—menjadi sorotan besar. Data gerakan tulang pemain dari 18 kamera stadion diolah ke dalam game, memungkinkan animasi seperti pemain menoleh sebelum melakukan umpan silang terlihat lebih nyata. Hasilnya, tekstur rumput, pencahayaan stadion, hingga gerakan kecil para pemain terasa jauh lebih hidup. Bahkan, sang developer menyebut apa yang kita lihat di Football Manager 26 baru tahap awal dari apa yang bisa mereka capai dalam lima tahun ke depan.
Perubahan besar juga hadir pada sistem kecerdasan buatan. Ribuan perbaikan dilakukan, terutama karena adanya pemisahan taktik saat menguasai bola dan saat bertahan. Sang developer bahkan sempat kesulitan memilih “10 perubahan terbesar” dari daftar 500 peningkatan AI. Contoh konkret yang disebutkan adalah perbaikan umpan terobosan yang kini bisa dilakukan dalam situasi lebih beragam, bukan hanya saat kondisi “aman”.
Fokus pengembangan AI tak hanya pada serangan. Mereka menekankan pentingnya pertahanan dan pengambilan keputusan di seluruh lapangan. Marking dan positioning kini jauh lebih realistis, sehingga ritme permainan tidak hanya mengejar gol semata, tapi juga mencerminkan dinamika sepak bola sesungguhnya.
Salah satu langkah penting Football Manager 26 adalah masuknya tim dan liga sepak bola wanita. Game ini langsung meluncurkan 11 liga wanita dari berbagai negara, dan ambisinya adalah menyamai jumlah liga pria yang kini mencapai 53 liga profesional. Menariknya, EA FC bahkan membantu dengan berbagi lisensi agar tim wanita bisa hadir di Football Manager, menunjukkan dukungan industri gim untuk kesetaraan.
Tujuan besar sang developer adalah menyetarakan sepak bola pria dan wanita, baik di dalam game maupun dunia nyata. Mereka berharap Football Manager 26 bisa menjadi bagian kecil dari perubahan, mendorong popularitas dan komersialisasi sepak bola wanita, serta menghilangkan stigma yang membatasi anak perempuan untuk bermain bola atau anak laki-laki yang ingin ikut kelas tari. Visi mereka jelas: sepak bola adalah satu olahraga yang sama, tanpa memandang gender.
Football Manager 26 membawa tampilan matchday yang jauh lebih detail dan mendekati standar visual gim sepak bola populer lainnya. Namun, Miles menegaskan kalau mereka tetap hati-hati soal spesifikasi. “Kami memang tidak lagi mendukung laptop berusia 17 tahun, tapi laptop 10 tahun masih aman. Game lain jarang bisa melakukan itu,” ujarnya. Dengan kata lain, pemain lama tidak perlu panik harus beli perangkat mahal hanya untuk merasakan grafis yang lebih tajam.
Miles juga menekankan bahwa Football Manager 26 tidak ingin disamakan dengan EA FC atau eFootball. “Kami tidak mencoba menjadi seperti EA FC. Mereka game aksi, kami simulasi manajemen,” katanya. Bahkan SEGA, induk perusahaannya, memiliki dua game manajemen sepak bola yang rilis dalam waktu dekat. Namun, Football Manager 26 tetap menjadi seri yang serius dan realistis. Miles memberi perbandingan yang menarik, “Orang mungkin membandingkan Battlefield dengan Call of Duty, tapi itu masuk akal karena mirip. Sementara Football Manager lebih seperti Gran Turismo dibanding Wipeout—sama-sama balapan, tapi pengalaman bermainnya beda jauh.”
Salah satu pencapaian besar Football Manager 26 adalah lisensi resmi English Premier League yang akhirnya berhasil mereka dapatkan setelah proses yang memakan waktu dua dekade. “Ini benar-benar 20 tahun sejak percakapan pertama kami dengan Premier League,” cerita Miles. Ia bahkan memiliki hubungan pribadi yang erat dengan pihak liga, termasuk rutin mengadakan acara amal bersama.
Proses negosiasinya penuh momen unik. Miles mengingat jelas, “Saya sedang duduk di parkiran stadion setelah pertemuan ketika telepon berdering. Mereka bilang sudah siap bicara soal lisensi dan akan tersedia dalam dua puluh tahun. Enam pertemuan kemudian, kesepakatan tercapai.”
Lisensi ini bukan hanya soal logo. Football Manager 26 menghadirkan detail otentik: jenis huruf resmi, scoreboard identik siaran internasional, hingga anthem Premier League yang diputar pelan saat tim berjalan ke lapangan. “Kami ingin pengalaman paling autentik, jadi logo EA FC yang memang ada di stadion Premier League tetap kami tampilkan. Itu bagian dari realitas,” jelasnya.
Bagi para penggemar yang senang mengutak-atik game, Football Manager 26 tetap menyediakan in-game editor dan pre-game editor. “In-game editor memang berbayar, cocok untuk mempercepat progres,” kata Miles. Sedangkan pre-game editor jauh lebih powerful, memungkinkan pemain membuat liga baru, mengubah kompetisi, hingga membagikan hasil kreasinya ke komunitas.
Modding juga tetap terbuka lebar. “Kami tidak memblokir mod. Pemain masih bisa menambah logo pack atau player pack, walau sekarang lisensi resmi lebih banyak, jadi kebutuhan mod berkurang,” jelasnya. Fitur pengaturan ulang layar mungkin belum hadir saat rilis, tetapi Miles memberi bocoran bahwa content update—bukan sekadar patch—bisa menambahkan fitur baru atau mode permainan di kemudian hari.
Football Manager Mobile 2026 juga mendapat sorotan dengan status eksklusif untuk Netflix. Menurut Miles, kesepakatan ini adalah hasil rencana panjang. “Sembilan tahun lalu saya presentasi di kantor pusat SEGA Tokyo, membahas bagaimana industri musik dan film hampir hancur karena menolak platform streaming. Dari situ saya tahu game harus merangkul model berlangganan,” kisahnya.
Ia menambahkan bahwa Netflix benar-benar menyelamatkan seri mobile, “Kami sempat mau berhenti membuat Football Manager Mobile karena pemainnya menurun. Netflix datang dan berkata: jangan hentikan, kami akan menjaga game ini tetap hidup. Siapa yang menolak tawaran seperti itu?”
Hasilnya luar biasa. Jumlah pemain melonjak drastis, membuat game ini kembali mainstream. “Saya lebih senang punya banyak pemain dengan pendapatan per orang lebih kecil asalkan game tetap berkembang dan tim bisa terus berkarya,” ujarnya.
Miles Jacobson juga memberikan ucapan selamat kepada Indonesia yang menjuarai Football Manager World Cup. Dirinya kagum melihat kemampuan para pemain Indonesia yang langsung jadi bintang di tanah air. Kabar gembira lainnya, Football Manager Mobile kini mendukung bahasa Indonesia untuk pertama kalinya, eksklusif lewat Netflix. Jika responsnya bagus, dukungan bahasa Indonesia untuk versi PC juga akan dipertimbangkan dalam beberapa tahun ke depan.
Itulah wawancara kami dengan Miles Jacobson. Football Manager 26 akan dirilis pada 4 November mendatang. Kamu bisa kunjungi situs resminya DI SINI untuk berbagai informasi lebih lanjut. Pastikan untuk mengikuti perkembangan berita game lainnya di Gamerwk.
Meskipun Football Manager 26 telah menjadi salah satu judul game simulasimanajemen sepak bola yang paling menjitu, pesatnya perkembangannya hingga saat ini tidak terlepas dari beberapa faktor penting. Dalam rangka merayakan prestasi Indonesia yang menjuarai Football Manager World Cup, game ini meningkatkan popularitasnya di berbagai kalangan. Dengan adanya dukungan bahasa Indonesia di versi mobile, Football Manager 26 mengukir namanya dalam sejarah game manajemen sepak bola dengan menyediakan pengalaman bermain yang lebih inklusif. Selain itu, kehadiran tim sepak bola wanita menjadi langkah penting untuk mendorong kesetaraan gender dalam dunia olahraga. Dengan dukungan teknologi terbaru dan visi jangka panjang, Football Manager 26 tidak hanya menjadi game, tetapi juga platform yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memotivasi pemain untuk terus berkembang dan berinovasi.
Baca juga games lainnya di Info game terbaru

Owner Thecuy.com