Peningkatan Tindak Kejahatan Pencurian di Supermarket Australia Dipicu Kenaikan Harga Barang Kebutuhan Pokok

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Harga makanan di Australia mengalami kenaikan yang terus-menerus, seperti yang diriwayatkan oleh Biro Statistik Australia (ABS). Data yang dirilis menunjukkan bahwa dalam waktu 12 bulan hingga Juli 2025, harga makanan dan minuman non-alkohol meningkat sekitar tiga persen. Buah dan sayuran justru mengalami kenaikan yang lebih tinggi, yaitu 4,8 persen.

Saul Eslake, seorang ekonom independen yang telah memantau indeks harga konsumen di negara itu sejak era 1980-an, mengungkapkan bahwa tren ini sangat mirip dengan perkembangan sebelumnya. Menurutnya, harga makanan dan minuman jarang mengalami penurunan. Dalam 45 tahun terakhir, hanya ada empat kali saja harga turun, yaitu pada tahun 2012, 2013, 2016, dan 2017. Penurunan tersebut bahkan tidak mencapai satu persen.

Saul juga menjelaskan bahwa harga buah dan sayuran cenderung lebih fluktuatif dibandingkan produk makanan lainnya. Terkait dengan harga telur, yang sempat melonjak 49 persen dalam tiga tahun terakhir karena flu burung, ia berpendapat bahwa fluktuasi ini mungkin akan mereda di masa depan. “Mungkin masa depan akan melihat perbaikan pada harga telur,” ujarnya.

Kenaikan harga pangan di Australia menjadi beban bagi warga, terutama mereka yang tidak mengalami kenaikan gaji yang signifikan. Mark Serrels, direktur editorial Choice, menegaskan bahwa ini memperparah krisis biaya hidup yang sudah parah. Ia juga mendorong masyarakat untuk mencari alternatif belanja di toko-toko kecil sebagai upaya menghadapi kenaikan harga.

Penelitian Griffith University menunjukkan bahwa kerugian akibat tindakan kriminal di sektor ritel Australia mencapai AU$7,8 miliar pada tahun 2024, naik 28 persen dalam dua tahun terakhir. Profesor kriminologi Michael Townsley menyebut angka ini “gila” dan mengaitkannya dengan kenaikan biaya hidup yang memaksa banyak orang untuk mencuri makanan. Produk seperti perawatan kulit, kosmetik, obat-obatan, serta daging merah menjadi sasaran utama pencuri.

Metode pencurian seperti self checkout dan trolley push out semakin populer. Pencuri memanfaatkan sistem pembelian otomatis dan kebijakan “tidak melawan” yang diterapkan oleh supermarket untuk melindungi staf. Kebijakan ini justru membuka peluang bagi pelaku kriminal, karena mereka tahu bahwa staf tidak akan melawan. supermarket Aldi mengakui masalah ini sebagai “kompleks” dan menyatakan bahwa keselamatan pelanggan dan karyawan menjadi prioritas.

Masalah pencurian dan kenaikan harga pangan menimbulkan pertanyaan apakah pemerintah Australia benar-benar mampu memberikan solusi yang efektif. Sementara itulah, pelaku kriminal semakin berani dengan adanya kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan. Warga pun harus lebih cerdik dalam memanage keuangan mereka saat menghadapi kondisi yang semakin sulit.

Masalah biaya hidup yang meningkat di Australia bukan hanya berdampak pada pencurian, tetapi juga pada kebiasaan konsumsi warga. Dengan demikian, penting bagi semua pihak untuk berusaha mencari solusi bersama agar kualitas hidup masyarakat tetap terjamin.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan