Korban keracunan MBG di Kadungora Garut naik menjadi 299 orang

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kasus keracunan MBG di Kabupaten Garut semakin serius dengan jumlah korban terus melonjak. Awalnya terhitung 270 orang, kini sudah mencapai 299 korban. Walaupun begitu, beberapa siswa yang sedang dirawat di Puskesmas Kadungora sudah diizinkan pulang.

Insiden ini bukan hal baru di Kabupaten Garut, terutama di Kecamatan Kadungora. Sebelumnya, pada 24 September, juga terjadi keracunan dengan sekitar 600 siswa terpengaruh.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, menyampaikan pada Selasa (30/9/2025) bahwa ada 147 korban. Pada hari Rabu, jumlah pasien baru bertambah menjadi 139, dan pada hari Kamis lagi 13 pasien baru, sehingga total korban mencapai 299 orang.

Dari jumlah tersebut, 34 pasien masih dalam perawatan di berbagai fasilitas kesehatan di Kadungora, Leles, dan RSUD dr Slamet. Sementara 265 pasien sudah bisa pulang karena kondisinya sudah stabil.

Sampel makanan yang diduga sebagai sumber keracunan telah dikirim ke Labkesda Bandung untuk pengujian lebih lanjut. “Sampel susu, makanan, dan muntahan akan memerlukan waktu sekitar 10 hingga 15 hari untuk hasilnya,” kata Leli Yuliani, Kamis (2/10/2025).

Berdasarkan wawancara dengan beberapa pasien di puskesmas, gejala keracunan muncul setelah mereka mengonsumsi susu dari menu MBG. Namun, belum ada kejelasan pasti sebelum hasil laboratorium keluar. “Siswa yang hanya makan tanpa minum susu tidak mengalami gejala, tetapi sebagian yang meminumnya mengalami keracunan. Namun, ini masih perlu konfirmasi lebih lanjut,” ujarnya.

Mengacu pada hasil lab kasus keracunan sebelumnya, belom ada laporan resmi dari Labkesda Jabar. “Masih menunggu laporan mikrobiologi, namun uji kimia menunjukkan tidak ada bahan berbahaya,” tambah dia.

Kasus keracunan ini mengingatkan kita betapa pentingnya keamanan pangan, khususnya dalam program pengembangan pangan di sekolah. Semua pihak harus lebih waspada dan menjaga kualitas bahan makanan yang disediakan. Kerjasama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan