Evakuasi Korban Ponpes Roboh di Sidoarjo Dilakukan Melalui Gorong-gorong yang Dibuat Tim SAR

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Gempa di Sumenep memang mempengaruhi upaya evakuasi korban di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, yang mengalami runtuh. Tim SAR harus membuat akses melalui gorong-gorong karena celah reruntuhan semakin sempit akibat gempa.

Suharyanto, Kepala BNPB, menjelaskan bahwa sebelum gempa, ada celah sekitar 30 cm untuk tim masuk. Namun sekarang hanya tinggal 10-15 cm. Oleh karena itu, tim terpaksa membuat lubang tambahan untuk mencapai korban. Pada Rabu sore, satu santri berhasil diselamatkan.

Gempa Sumenep yang terjadi Selasa (30/9) memperparah kondisi bangunan yang sudah rusak, sehingga evakuasi menjadi lebih sulit. Namun, ada harapan bahwa korban lain masih bisa diselamatkan.

Tim SAR tengah bekerja keras melalui 15 titik akses. Hingga Rabu (1/10), sudah 7 korban dievakuasi, dua di antaranya telah meninggal. Total korban yang sudah dievakuasi mencapai 107 orang, dengan lima kematian yang terkonfirmasi.

Saat ini, terdapat tujuh korban yang masih merespons di tempat kejadian. Kepala Basarnas, Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, menuturkan bahwa tim sudah dapat memberikan minum dan infus ke korban, memperpanjang waktu bertahan mereka.

Istilah golden time, yang berarti batas waktu sembilan 72 jam untuk evakuasi korban bencana, sedang menjadi fokus utama. Peristiwa ini terjadi Senin (29/9) sore pukul 15.00 WIB, sehingga batas waktu akhir adalah Kamis (2/10) sore pukul 15.00 WIB. Tim SAR terus berusaha untuk mengejar batas waktu ini demi menyelamatkan korban yang masih hidup.

Kejadian ini menegaskan betapa pentingnya kecepatan dan strategi dalam penyelamatan korban bencana. Waktu adalah faktor kritis, dan setiap detik berharga dalam upaya menyelamatkan nyawa. Semoga usaha tim SAR dapat berhasil menyelamatkan lebih banyak korban dan memberikan harapan kepada keluarga korban.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan