Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), menegaskan bahwa beras yang disalurkan oleh Perum Bulog ke masyarakat pasti berkualitas baik. Pernyataan ini datang setelah ditemukan 1.200 ton beras di Gudang Bulog Tabahawa, Maluku Utara, yang tidak layak untuk dikonsumsi.
Hasil tersebut diambil dari inspeksi mendadak yang dilakukan oleh Siti Hediati Hariyadi, Ketua Komisi IV DPR RI. Arief menjelaskan bahwa stok beras di gudang tersebut terdiri dari stok lama dan baru. Meski demikian, ia menekankan pentingnya pengelolaan beras dengan baik.
“Kualitas beras yang dibagikan harus terjamin, tanpa alasan apapun. Bapanas telah meminta Bulog untuk menyediakan bantuan pangan yang layak,” katanya saat ditemui di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025).
Selain bantuan beras, Arief juga memastikan kualitas beras untuk Stabilisasi Pasokan Harga dan Pangan (SPHP) tetap memenuhi standar. Ia memastikan bahwa beras yang diterima masyarakat aman untuk dikonsumsi.
Tim Bapanas telah dikirim untuk memeriksa stok beras di berbagai gudang Bulog. “Kita memeriksa secara acak karena ada lebih dari 1.500 gudang. Kami meminta direktur dan pimpinan wilayah Bulog untuk melakukan pemeriksaan di setiap gudangnya,” ujarnya.
Sementara itu, Siti Hediati Hariyadi mengatur inspeksi mendadak ke Gudang Bulog Tabahawa untuk mengecek ketersediaan dan kualitas cadangan beras pemerintah (CBP). Timnya menemukan 1.200 ton beras yang disimpan sejak Mei 2024. Beberapa beras impor masih baik, tetapi beras lokal telah berubah warna dan kondisinya menurun.
“Beras lokal yang disimpan lebih dari satu tahun telah berubah warna menjadi abu-abu. Saya tidak mengerti mengapa tidak segera disalurkan ke masyarakat,” katanya saat kunjungan ke gudang pada Selasa (23/9).
Bagian dari beras tersebut akan digunakan untuk program SPHP. Namun, Titiek menganggap beras tersebut tidak layak untuk dibagikan karena kualitinya sudah menurun. Ia meminta Kementerian Pertanian, Bapanas, dan Bulog segera menyalurkan stok lama agar kualitas tidak semakin buruk. Ia juga menegaskan bahwa Bulog hanya bertugas sebagai operator gudang, sementara kebijakan distribusi ditentukan oleh kementerian dan Bapanas.
Keberadaan beras yang tidak layak menjadi isu serius, terutama dalam konteks pencapaian kelaparan nol di Indonesia. Ketepatan waktu dalam penyebaran bantuan pangan menjadi kunci untuk memastikan masyarakat mendapatkan beras dengan kualitas terbaik. Pengawasan yang lebih ketat di gudang dan koordinasi antara instansi terkait dapat meningkatkan efisiensi penyebaran beras. Peningkatan transparansi dalam pengelolaan stok juga diperlukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap program pangan pemerintah.
Semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan stok beras selalu memenuhi standar kualitas. Dengan demikian, masyarakat akan mendapatkan manfaat maksimal dari bantuan pangan yang disalurkan.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.