KPK Temukan Bukti Transaksi Keuangan RK dalam Kasus Korupsi Bank BJB

KPK telah memulai penyelidikan terhadap aliran dana yang diyakini diperoleh oleh mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), terkait dugaan korupsi dalam pengadaan iklan di Bank BJB. Penyelidikan ini juga melibatkan anggota keluarganya. KPK telah memeriksa berbagai transaksi yang dilakukan oleh RK dan anggota keluarganya. “Sesuai prinsip follow the money, kasus BJB tidak hanya berfokus pada keluarganya. KPK juga meminta data terkait harta dan aliran uangnya, baik masuk maupun keluar. Hal ini juga melibatkan PPATK untuk memantau aliran dana yang terkait,” keterangan dari Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, kepada wartawan, Rabu (1/10/2025).

Asep Guntur menjelaskan bahwa penyelidikan ini dilakukan untuk mengetahui tujuan penggunaan dana tersebut. Dia juga tidak menutup kemungkinan untuk mendatangi anggota keluarga RK untuk memperoleh keterangan lebih lanjut. “Selanjutnya, kami akan mengevaluasi kebutuhan keterangan dari pihak lain. Berdasarkan hasil keterangan dari Pak RK, kami akan menentukan apakah encore perlu informasi dari keluarganya atau tidak. Terkait Pak Ilham Habibie, kami juga akan melakukan penyelidikan lebih lanjut,” tambahnya.

Satu dari temuan KPK dalam penyelidikan ini adalah pembelian mobil Mercedes-Benz milik BJ Habibie oleh RK. Mobil tersebut dibeli melalui putra BJ Habibie, Ilham Habibie, dengan metode cicilan. Uang hasil cicilan tersebut kemudian dikembalikan oleh Ilham ke KPK, sehingga mobil tersebut dikembalikan kepemilikannya. Ilham juga mengungkapkan bahwa pembelian mobil tersebut belum lunas dan warna mobil telah diubah oleh RK. Ilham tidak mengetahui asal-usul dana yang digunakan RK untuk membeli mobil tersebut.

Dalam kasus BJB ini, KPK telah menetapkan lima tersangka, di antaranya Yuddy Renaldi, mantan Direktur Utama Bank BJB; Widi Hartono, Pimpinan Divisi Corporate Secretary Bank BJB; serta Ikin Asikin Dulmanan, Suhendrik, dan Sophan Jaya Kusuma sebagai pihak swasta. Kedua belas tersangka ini diduga telah menyebabkan kerugian negara hingga Rp 222 miliar, dengan dana tersebut diduga digunakan untuk kebutuhan nonbujeter. Para tersangka saat ini belum ditahan, tetapi KPK telah meminta Ditjen Imigrasi untuk mencegah mereka dari pergi ke luar negeri selama enam bulan, dengan kemungkinan perpanjangan sesuai kebutuhan penyidikan.

Untuk memperdalam pengalaman pembacaan, simak video terkait kasus korupsi Bank BJB yang melibatkan Ridwan Kamil.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa kasus korupsi dalam sektor keuangan masih menjadi salah satu jenis korupsi yang paling umum di Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengawasan yang ketat terhadap transaksi keuangan publik. Studi kasus ini juga menunjukkan pentingnya kerjasama antarlembaga dalam penyelidikan korupsi, seperti yang dilakukan oleh KPK dan PPATK.

Kasus korupsi dalam pengadaan iklan di Bank BJB ini mengingatkan kita akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana publik. Setiap warga negara harus membangun kesadaran akan betapa pentingnya integritas dalam setiap transaksi keuangan, baik secara pribadi maupun publik. Marilah kita bersama-sama mempertahankan kejujuran dan keteladanan dalam setiap tindakan yang kita lakukan.

KPK telah menunjukkan komitmennya dalam menghentikan korupsi dan memastikan bahwa setiap pelanggaran hukum daring dihadapkan kepada keadilan. Kasus ini juga mengajarkan kita bahwa tidak ada satu pun pelanggaran yang terlepas dari pengawasan, dan setiap tindakan korupsi akan diberi konsekuensi. Marilah kita terus mendukung upaya pencurangan dan menjaga integritas dalam setiap sektornya.

Baca juga Berita lainnya di News Page