Program Polantas Siap Bertransformasi dengan Pelayanan Lalu Lintas yang Lebih Cepat dan Efisien

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Korlantas Polri terus mempercepat perubahan dalam lembaganya dengan menghadirkan polisi lalu lintas yang lebih dekat dengan masyarakat, berorientasi pada humanis, transparan, dan berintegritas. Inisiasi “Polantas Menyapa” menjadi lambang baru ini, yang menunjukkan bahwa peran Polantas tidak hanya memperlancar lalu lintas, tetapi juga menjadi sahabat masyarakat serta penyelesaian masalah di jalan raya.

Ini menjelaskan semangat Polri Presisi yang memfokuskan pada prediksi, tanggung jawab, kejelasan, serta keadilan. Fokus utama berada pada integritas, penggunaan teknologi digital, dan pelayanan publik yang tanggap. Kakorlantas Irjen Pol. Drs. Agus Suryo Nugroho, S.H., M.Hum., menyatakan, “Kehadiran Polantas harus memberikan rasa aman dan juga menyediakan solusi. Tidak hanya untuk menegakkan tata tertib, tetapi juga untuk membantu masyarakat. Mari wujudkan Polantas yang Presisi dan Selalu Berdiri Bersama Masyarakat.”

Dalam penerapannya, ada empat prioritas utama. Pertama, kehadiran langsung personel di lapangan. Para Kasatlantas harus memimpin secara langsung di titik-titik yang rentan terhadap kemacetan atau kecelakaan, sehingga kehadiran pimpinan menjadi alat pengawasan dan jaminan layanan optimal. Kedua, pembangunan budaya pelayanan sebagai DNA organisasi. Semangat melayani dan integritas harus menjadi identitas utama Polantas, dengan pimpinan yang menjadi teladan agar seluruh pelayanan publik selalu berbasis pada masyarakat.

Ketiga, penegakan hukum lalu lintas sepenuhnya berfokus pada Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE). Penghentian tilang manual mengurangi peluang penyalahgunaan otoritas dan memperkuat transparansi. Digitalisasi ini sejalan dengan agenda Polri Digital Presisi dan mendukung tata kelola pelayanan lalu lintas yang lebih modern. Keempat, penerapan prinsip keadilan prosedural. Setiap anggota Polantas diharapkan mendengarkan aspirasi warga, bertindak objektif sesuai peraturan, menghargai martabat semua pengguna jalan, dan menunjukkan komitmen untuk melindungi masyarakat dengan ikhlas.

Inovasi humanis ini terlihat dalam berbagai tindakan di lapangan. Di Surabaya, Polantas memberikan prioritas untuk membantu seorang ibu yang akan melahirkan daripada melakukan pengawalan pejabat. Di Sukoharjo, personel mengawal ambulans yang membawa pasien patah tulang ke rumah sakit. Di Bogor, polisi lalu lintas membantu ibu yang mengalami pecah ban. Sementara di Sukabumi, anggota mengawal ambulans yang terjebak kemacetan panjang ke fasilitas kesehatan. Cerita-cerita ini menunjukkan bahwa Polantas kini hadir sebagai mitra masyarakat yang siap membantu dalam situasi darurat.

Upaya transformasi ini sejalan dengan komitmen global Road Safety Vision Zero yang bertujuan mengurangi angka kecelakaan dan korban jiwa di jalan hingga hampir nol. Penerapan ETLE meningkatkan kepatuhan hukum melalui penindakan transparan. Prinsip keadilan prosedural membangun kepercayaan masyarakat dan mendorong kepatuhan berdasarkan legitimasi. Kehadiran aktif personel di titik rawan memudahkan memberikan pertolongan dan menyelamatkan nyawa.

Langkah ini merefleksikan percepatan transformasi Polri dengan menekankan sikap humanis, transparansi, integritas, profesionalisme, dan presisi. Program Polantas Menyapa bukan hanya inovasi pelayanan, tetapi juga bukti nyata perubahan menuju Polantas yang menjadi penolong, pelayan, dan mitra masyarakat di jalan.

Transformasi ini menunjukkan bahwa peran polisi lalu lintas bukan hanya sekedar mengatur lalu lintas, tetapi juga penting dalam membangun kepercayaan masyarakat. Dengan adanya program-program humanis dan teknologi modern, Polantas dapat memberikan layanan yang lebih efektif dan berdampak positif pada masyarakat. Setiap warga diharapkan merasakan perubahan ini dan bekerjasama dalam mendukung visi keamanan jalan yang lebih baik.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan