Perbaikan Jalan Raya Samarang Garut Berbahan Beton Senilai Rp 200 Juta

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kondisi jalan yang layak dan aman menjadi keinginan semua warga. Sayangnya, di Kabupaten Garut masih banyak area jalur yang rusak, termasuk di pusat kota.

Masalah tersebut terlihat jelas di Jalan Raya Samarang, khususnya di tikungan Bukit Alamanda. Di tempat ini, permukaan jalan bergelombang, membuat pengguna jalan potensial mengalami bahaya.

Kerusakan jalan di Jalan Raya Samarang bukan hal baru. Beberapa faktor yang menyebabkan ini, seperti umur jalan, cuaca, dan kualitas konstruksi sebelumnya.

Proyek pelebaran jalan beberapa tahun yang lalu malah membawa masalah baru. Daripada lebih lancar, jalan ini rusak lebih cepat karena fondasi yang dianggap tidak kuat.

Akibatnya, permukaan jalan menjadi bergelombang dan meningkatkan risiko kecelakaan. Melihat kondisi ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Garut segera mengambil tindakan.

Kepala Dinas PUPR, Agus Ismail, menjelaskan bahwa perbaikan akan meliputi sekitar 150 meter dengan lebar sesuai alur jalan. Kali ini, bahan yang digunakan berbeda dengan sebelumnya. Alih-alih aspal, penggunaan beton akan diutamakan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan.

“Ganti konstruksi bawah karena yang sebelumnya tidak tahan,” ujar Agus, Selasa, 1 Oktober 2025. Pekerja sudah mulai membongkar bagian jalan yang rusak.

Agus juga menambahkan bahwa perbaikan dilakukan hingga ke dasar fondasi. Menurutnya, seharusnya proyek pelebaran ini menggunakan beton dari awal agar tidak mudah rusak.

Untuk proyek ini, Pemkab Garut telah mengalokasikan dana sekitar Rp 190-200 juta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Agus harapkan setelah selesai, jalan ini akan lebih aman, nyaman, dan tidak lagi menjadi sumber kekhawatiran warga.

Pelajaran dari perbaikan ini mendorong pengelola jalan untuk lebih perhatian pada kualitas material dan metode konstruksi. Investasi awal yang tepat bisa mengurangi biaya perbaikan di masa depan. Warga juga perlu lebih sadar terhadap penggunaan jalan agar lingkungan tetap aman dan layak.

Data Riset Terbaru:

Sejak 2023, studi menunjukkan bahwa penggunaan beton untuk konstruksi jalan lebih ekonomis dibanding aspal dalam jangka panjang. Hal ini karena beton memerlukan perawatan lebih sedikit dan tahan terhadap cuaca ekstrem. Di beberapa kota, penerapan ini berhasil mengurangi kerusakan jalan hingga 40% dalam lima tahun.

Analisis Unik dan Simplifikasi:

Jalan yang rusak bukan hanya masalah fisik, tetapi juga sosial. Ketika infrastruktur tidak layak, mobilitas warga terganggu, dan risiko kecelakaan meningkat. Pemerintah setempat harus memastikan bahwa proyek jalan memenuhi standar teknis untuk menghindari kerusakan berulang. Pengawasan rutin juga penting agar hasil pekerjaan sesuai harapan.

Kesimpulan:

Perbaikan jalan tidak hanya tentang mengatasi kerusakan, tetapi juga tentang komitmen untuk menyediakan infrastruktur yang ramah bagi semua. Setiap investasi dalam konstruksi jalan harus dipertimbangkan dengan cermat agar hasil jangka panjang lebih maksimal. Warga pun harus ikut berperan dalam menjaga jalan supaya tetap layak digunakan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan