4 Makanan dan Minuman yang Diklaim Mampu Memerangi Keracunan, Namun Belum Ada Bukti Ilmiah yang Menyangkalinya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kejadian keracunan makanan terus menjadi perhatian di Indonesia, terutama sejak program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilaksanakan sepanjang tahun 2025. Data Badan Gizi Nasional (BGN) menunjukkan bahwa hingga September 2025, lebih dari 4.700 penerima manfaat MBG mengalami keracunan setelah mengkonsumsi makanan yang disediakan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), penyebab utama keracunan ini meliputi bahan baku berkualitas rendah, penyimpanan makanan yang tidak aman, dan proses pengolahan yang tidak memenuhi standar keamanan.

Kejadian ini menyulut kebingungan dari masyarakat. Banyak orang mencari solusi cepat untuk mengatasi keracunan, seperti meminum air kelapa, mengonsumsi kacang hijau, minum susu, atau mengkonsumsi jahe dengan madu. Informasi semacam ini cepat menyebar dan banyak dipercaya, meskipun belum memiliki dasar ilmiah yang kuat.

Namun, apakah makanan dan minuman tersebut benar-benar efektif dalam mencegah atau mengatasi keracunan makanan? Berikut penjelasan lebih detail tentang setiap klaim tersebut.

Air kelapa sering dijadikan minuman alternatif ketika terjadi keracunan. Padahal, air kelapa tidak memiliki kemampuan langsung untuk menyembuhkan keracunan makanan. Air kelapa dikenal sebagai minuman yang membantu mengembalikan cairan tubuh karena mengandung elektrolit seperti kalium dan natrium, yang bermanfaat bagi mereka yang mengalami muntah atau diare. Beberapa studi menunjukan bahwa air kelapa memiliki sifat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella sp., yang merupakan penyebab diare. Namun, belum ada bukti yang mencukupi bahwa air kelapa bisa membunuh bakteri yang telah menyerang saluran pencernaan atau menetralisir toksin yang dihasilkan oleh bakteri. Oleh karena itu, air kelapa lebih cocok digunakan sebagai minuman pendukung hidrasi daripada sebagai pengobatan keracunan makanan.

Jahe dan madu sering digunakan secara tradisional untuk mengatasi keracunan. Jahe terbukti efektif dalam mengurangi mual dan muntah, seperti yang diungkapkan dalam meta-analisis di International Journal of Food Science and Nutrition tahun 2024. Madu, di sisi lain, mengandung antioksidan alami dan memberikan energi cepat, yang berguna bagi mereka yang merasa lemas akibat keracunan. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kombinasi jahe dan madu dapat mengikat atau menghilangkan racun dalam tubuh. Maka dari itu, ramuan ini lebih tepat digunakan sebagai pereda gejala, seperti mengurangi rasa mual, namun tidak dapat dianggap sebagai penawar keracunan makanan.

Susu sering diklaim dapat membantu dalam mengatasi keracunan makanan. Sayangnya, hal ini justru berbahaya dalam beberapa kasus. Pemberian susu pada keracunan makanan tertentu malah bisa memperparah kondisi, karena laktosa yang terkandung di dalam susu dapat dipergunakan oleh bakteri sebagai sumber energi. Jika keracunan disebabkan oleh bakteri, minum susu bisa memungkinkan bakteri jahat berkembang lebih banyak di dalam saluran pencernaan.

Kacang hijau kaya akan protein nabati, vitamin, mineral, dan antioksidan. Beberapa orang percaya bahwa bubur kacang hijau dapat menetralkan racun dalam tubuh. Namun, hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menguatkan klaim tersebut. Meskipun serat dan antioksidan dalam kacang hijau mendukung kesehatan pencernaan dan sistem imun, mereka tidak berfungsi sebagai penawar keracunan yang disebabkan oleh makanan atau minuman terkontaminasi.

Dari berbagai pilihan makanan dan minuman yang beredar, belum ada satupun yang terbukti secara ilmiah mampu menangkal atau menyembuhkan keracunan makanan. Klaim tersebut sebagian besar adalah mitos. Langkah yang dapat dilakukan ketika terjadi keracunan adalah menjaga asupan cairan dengan air putih atau oralit untuk mencegah dehidrasi, menghindari makanan dan minuman yang bisa memperparah kondisi, dan segera mencari pertolongan medis jika gejala berat muncul, seperti muntah hebat, diare terus-menerus, atau demam tinggi. Kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menunjukkan bahwa keamanan pangan adalah isu yang perlu mendapat perhatian serius. Dengan memahami fakta ini, kita dapat lebih bijak dalam memilah informasi dan menjaga kesehatan dengan cara yang lebih bijak.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan