Pertumbuhan dunia animasi telah lolos jangkauan hiburan anak-anak, kini mengisahkan tema kompleks seputar orientasi seksual, pandangan politik, hingga adegan kekerasan. Tapi, kejujuran seniman sering tabrakan dengan aturan censor setempat, menjadikannya terlarang di beberapa negara.
Hal ini mengungkapkan perbedaan nilai-nilai keagamaan, budaya, dan politik di dunia yang saat ini mempengaruhi distribusi karya seni global. Sehingga, karya yang disambut ramai di suatu negara mungkin dianggap sensitif dan dihindari di negara lain, menunjukkan perdebatan antara kebebasan kreatif dan aturan sosial lokal.
11 Rilis Animasi yang Di Larang dan Alasannya
Mengangkat beberapa judul animasi yang dilarang putar di berbagai negara, bersama alasan keterlarangan di setiap negara tersebut:
Isu LGBTQ+
Lightyear (2022): Tidak dirilis secara luas di 14 negara (seperti Indonesia, Arab Saudi, serta Malaysia) karena memuat adegan perhubungan sesama jenis antara karakter Alisha Hawthorne dan rekan pasangannya.
Strange World (2022): Terbatas dalam tayang di beberapa negara Asia dan Timur Tengah karena salah satu tokoh utama, Ethan Clade, tampak sebagai remaja LGBTQ+.
Onward (2020): Di negara-negara Timur Tengah, film ini tak diizinkan karena memuat dialog singkat polisi wanita cyclops yang menyebutkan “putri pacar saya”. Rusia mengubahnya menjadi “putri rekan saya” untuk menghindari larangan.
Kritik Politik dan Taru Teritorial
Christopher Robin (2018): China melarang film ini karena Winnie the Pooh sudah menjadi ikon protes terhadap Presiden Xi Jinping. Pemerintah China melarangkan tayang dan menghapus semua konten terkait Winnie the Pooh.
South Park (Serial & Film): Film South Park: Bigger, Longer & Uncut (1999) terlarang di Irak karena menggambarkan Saddam Hussein sebagai tokoh LGBTQ+. Serialnya dilarang seluruhnya di China setelah episode “Band in China” (2019) mengkritik pemerintahan otoriter China.
Abominable (2019): Vietnam, Filipina, dan Malaysia menghalangi tayang karena menampilkan “nine-dash line” China, garis yang menuntut klaim wilayah di Laut China Selatan. Studio menolak memotong adegan tersebut.
Isu Agama, Moral, dan Kekerasan
The Prince of Egypt (1998): Malaysia, Maladewa, dan Indonesia (di bioskop) menolak tayang karena menggambarkan Nabi Musa secara visual. Aturan Islam melarang penggambaran nabi. Mesir juga menolak karena tokoh Firaun Ramses II ditampilkan negatif.
Tokyo Ghoul (Anime): China melarang anime ini tahun 2017 karena terkait dengan tren mendorong percobaan bunuh diri. Selain itu, anime ini menampilkan kekerasan eksplisit yang bertentangan dengan moral publik.
Sausage Party (2016): Malaysia melarang film ini karena konten seksual eksplisit dan karakter utama hot dog yang dianggap menyakiti sensivitas Muslim. Film komedi dewasa ini juga terbatas di Kuwait.
Watership Down (1978): Awalnya mendapat rating U (universal) di Inggris, tapi menciptakan kontroversi besar karena kekerasan yang ekstrim terhadap karakter kelinci (darah, perburuan, kematian) yang menyebabkan trauma. Rating diganti menjadi PG (Parental Guidance) tahun 2022.
Karya yang sama bisa menimbulkan reaksi berbeda di setiap negara. Kemudian, para pembuat film harus beratkan kesimpulan antara kebebasan ekspresi dan aturan lokal yang sangat mengagumi.
Satu ada di dunia animasi yang bisa berdampak besar pada masyarakat. Karya yang bisa mendorong perubahan dan menarik perhatian masyarakat dalam isu-isu yang penting.
Baca juga games lainnya di Info game terbaru atau cek review mobile legends lainnya.

Penulis Berpengalaman 5 tahun.