Warga China Tangkap enam orang terkait insiden keracunan makanan yang menyebabkan lebih dari 200 anak terpapar timbal

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Otorisitas China telah menangkap enam individu dan menyelidiki sekitar 30 orang lainnya setelah lebih dari 230 anak di sebuah TK di Gansu menderita keracunan makanan yang terkontaminasi cat industri berisi timbal. Insiden ini dinyatakan sebagai salah satu kasus kesalahan pangan terparah di sekolah-sekolah di negara tersebut. Penyelidikan mengungkap berbagai pelanggaran, termasuk kesalahan pengelolaan, upaya penyembunyian, dugaan suap, dan manipulasi hasil tes laboratorium.

Kepala sekolah terlibat dalam skema ini dengan tujuan menarik lebih banyak murid dengan memberikan makanan yang terlihat lebih menarik. Cat industri yang digunakan untuk pewarnaan makanan dibeli secara daring, meskipun jelas tertulis sebagai produk non-konsumsi. Hasil analisis menunjukkan kadar timbal dalam makanan mencapai 400.000 kali melebihi batas aman yang ditetapkan.

Awalnya, 235 siswa dirujuk ke rumah sakit dengan gejala seperti sakit perut, mual, dan pencoklatan gigi. Jabatan kesehatan kemudian mengkonfirmasi adanya 247 murid dan staf sekolah dengan kadar timbal tinggi dalam darah. Selain enam staf TK yang ditahan, sejumlah 27 orang dari lingkungan sekolah, rumah sakit, dan pejabat pemerintahan juga menjadi subjek investigasi. Data menunjukkan laboratorium rumah sakit telah merubah hasil tes kesehatan anak.

Biro pendidikan lokal mengakui sekolah tersebut beroperasi tanpa izin resmi dan tanpa pemeriksaan keamanan pangan, yang diduga terkait dengan adanya praktik suap dari pihak sekolah. Meskipun sebagian besar anak sudah diberikan perawatan dan dikembalikan ke rumah, insiden ini menimbulkan protes massal dari orang tua di depan sekolah. Video yang tersebar menampilkan kerusuhan saat warga menuntut tanggung jawab dari pihak berwenang. Pemerintah provinsi Gansu telah mengeluarkan permintaan maaf resmi dan mengakui kasus ini sebagai pelajaran penting tentang kelemahan sistem pengawasan pangan di sekolah.

Dalam kasus serupa di 2022, sebuah sekolah di Henan melaporkan 110 siswa mengalami keracunan makanan terkenaar. Staf sekolah menggunakan pewarna makanan ilegal yang mengandung timbal dalam produksi minuman dan makanan. Kasus ini memicu reformasi di sistem pengawasan keamanan pangan di tingkat nasional. Studi menunjukkan bahwa 30% sekolah di China tidak memenuhi standar keamanan pangan.

Insiden ini mengingatkan kita betapa pentingnya kejelasan dan transparansi dalam sistem pendidikan dan kesehatan. Orang tua harus selalu waspada dan aktif dalam memantau kondisi sekolah anak mereka. Pemerintah perlu mengalami transformasi dalam pengawasan, dengan pendekatan yang lebih proaktif dan transparan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan