Pemerintah Dorong Peran Aktif Pemerintah Daerah dalam Mendukung Program PSEL

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung program Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL). Ini dianggap sebagai langkah strategis dalam manajemen sampah secara terpadu, dengan energi yang dihasilkan langsung digunakan oleh PLN.

Program ini tidak hanya memberikan solusi bagi masalah sampah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi negara. Sampah yang dikumpulkan dari masyarakat akan diolah melalui insinerator, teknologi yang membakar limbah pada suhu tinggi untuk menghasilkan energi. Inisiatif ini akan dilakukan secara nasional, terutama di kota-kota padat seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Bali.

Proses ini dimulai dengan pengumpulan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), di mana limbah kemudian diubah menjadi energi. Energi hasilnya akan dibeli oleh PLN, sesuai dengan tugas yang diemban oleh Presiden melalui Perpres. Tambah Tito, program ini dijalankan oleh Danantara, perusahaan negara yang akan mengelola keuntungan yang dihasilkan untuk kesejahteraan rakyat.

Kemendagri telah menentukan 33 lokasi prioritas untuk pengembangan PSEL, baik melalui kerja sama antar daerah atau kerjasama aglomerasi, dengan syarat minimal 1.000 ton sampah per hari. Pemda diharapkan menyediakan lahan dan infrastruktur yang diperlukan, sementara pemerintah pusat akan mengevaluasi pelaksanaan program ini.

Dengan adanya PSEL, masalah sampah di daerah yang paling banyak menghasilkan limbah diharapkan akan berkurang. Selain itu, program ini juga memperkuat inisiatif yang berfokus pada partisipasi publik dalam pengelolaan sampah. Program ini tidak hanya menciptakan lingkungan lebih bersih, tetapi juga menghasilkan nilai ekonomi melalui energi terbarukan. Pemerintah telah menghapus sistem tipping fee, biaya yang sebelumnya harus dibayar Pemda kepada pengelola fasilitas pengolahan sampah.

Tito meminta dukungan dari semua pihak agar program ini berjalan dengan sukses. Ia menyampaikan bahwa teknologi insinerator yang digunakan telah melalui banyak praktik dan tidak menyebabkan polusi udara. Keberhasilan PSEL akan tergantung pada kerja sama antara pemerintah pusat, Pemda, dan sektor swasta, dengan manfaat yang langsung dirasakan oleh masyarakat, daerah, dan negara.

Acara tersebut dihadiri oleh Rosan Perkasa Roeslani, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, serta Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan beberapa bupati/wali kota terkait.

Penerapan teknologi insinerator dalam PSEL telah menunjukkan efisiensi dalam mengurangi volume sampah serta menghasilkan energi bersih. Studi kasus di beberapa negara menunjukkan bahwa dengan pengawasan dan teknologi yang tepat, insinerasi dapat menjadi salah satu solusi terbaik dalam pengelolaan sampah. Infografis menunjukkan bahwa dengan sistem ini, sampah bisa diubah menjadi energi listrik tanpa merusak lingkungan, jika dikelola dengan baik.

Program PSEL bukan hanya tentang mengurangi sampah, tetapi juga tentang memanfaatkan sumber daya yang sebelumnya dianggap tidak berguna. Ini menandakan bahwa Indonesia serius dalam mendukung kemandirian energi dan kebersihan lingkungan. Mari dukung program ini agar dapat dijalankan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi semua pihak.

Baca juga Berita lainnya di News Page