Kader Senior PPP Membongkar Alasan Agus Suparmanto Tidak Terpilih Jadi Ketua Umum

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Habil Marati, seorang kader senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), berpendapat bahwa Agus Suparmanto tidak memiliki hak untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum partai. Hal ini karena Agus Suparmanto bukan merupakan kader internal PPP. Agar dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum, seseorang harus termasuk dalam jajaran kader partai tersebut.

Seperti yang diketahui, Agus Suparmanto memiliki latar belakang sebagai kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dalam keterangan tertulis, Habil Marati menyampaikan, “Agus bukanlah kader PPP, bagaimana ia bisa mencalonkan diri sebagai ketua umum PPP?” pernyataan ini dia sampaikan pada Selasa, 30 September 2025.

Selanjutnya, Habil menguatkan bahwa dalam tata tertib partai, hanya kader internal yang memiliki kualifikasi untuk menduduki jabatan Ketua Umum PPP. “Penting untuk menjaga tata tertib partai, calon harus berasal dari kader internal,” tegasnya.

Dalam konteks ini, Agus Suparmanto dan Mardiono sedang bersaing untuk posisi Ketua Umum PPP dalam Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan. Namun, kedua calon tersebut masing-masing mengklaim telah terpilih secara aklamasi untuk periode 2025-2030.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa perselisihan kepemimpinan dalam partai politik seringkali mempengaruhi stabilitas internal dan reputasi partai di mata masyarakat. Hal ini dianggap kritis karena dapat mempengaruhi dukungan pemilih dan kesinambungan program partai. Studi kasus pada partai-partai lain menunjukkan bahwa keteguhan tata tertib partai seringkali menjadi faktor kunci dalam menentukan keberhasilan ou kebangkrutan politik.

Penyederhanaan: Perselisihan kepemimpinan dalam partai tidak hanya mengenai individu yang terlibat, tetapi juga mengenai integritas dan kebijakan internal yang harus dipertahankan. Partai yang kuat dalam tata tertibnya cenderung memiliki basis dukungan yang lebih stabil.

Kesimpulan: Dalam dunia politik, kejelasan dan keteraturan dalam proses kepemimpinan tidak hanya menentukan arah partai, tetapi juga mempengaruhi keyakinan masyarakat terhadap partai tersebut. Menjaga tata tertib internal bukan hanya soal prosedur, tetapi juga tentang visi dan misi yang akan dijalankan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan