Guru Penanggung Jawab MBG Dapat Insentif Rp 100 Ribu Setiap 10 Hari

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – Penanggung jawab program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah akan menerima insentif sebesar Rp 100.000 setiap sepuluh hari. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Badan Gizi Nasional (BGN) Nomor 5 Tahun 2025.

Nanik S Deyang, sebagai Wakil Kepala BGN, menegaskan bahwa pengelolaan dana insentif harus patuh pada peraturan yang berlaku. Dia juga mengimbau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memantau pelaksanaan pemberian insentif kepada para guru yang tertunjuk.

Dana yang dikeluarkan untuk insentif ini berasal dari anggaran operasional SPPG. Uang ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap peran guru dalam menjalankan program MBG. Selain sebagai pendamping utama siswa, guru juga memainkan peran penting dalam menyebarkan pengetahuan tentang gizi dan kebersihan di sekolah.

“Insentif ini bukan hanya sebagai kompensasi finansial, tetapi juga pengakuan atas dedikasi guru dalam mendukung program ini,” katanya. Surat Edaran juga menetapkan bahwa setiap sekolah MBG harus menunjuk 1-3 guru sebagai penanggung jawab distribusi makanan. Keputusan ini diambil oleh kepala sekolah, dengan prioritas diberikan kepada guru bantu dan honorer, serta menggunakan sistem rotasi harian untuk memastikan pelaksanaan program merata.

Dengan kebijakan ini, BGN berharap motivasi guru akan meningkat, sehingga distribusi MBG dan pengentasan masalah gizi anak-anak dapat berjalan dengan baik.

Program MBG telah menunjukkan dampak positif pada status gizi anak-anak di berbagai daerah. Studi menunjukkan bahwa sekolah yang terlibat dalam program ini mengalami peningkatan nilai gizi siswa hingga 15% dalam waktu satu tahun. Pengalaman di SD Juwet, Kecamatan Porong, misalnya, mendokumentasikan perkembangan fisik dan akademis siswa yang signifikan sejak program MBG dilaksanakan.

Peran guru dalam penyebaran pendidikan gizi tidak bisa diabaikan. Mereka menjadi agen perubahan di sekolah, mengajarkan siswa tentang pentingnya konsumsi nutrisi seimbang. Kasus SD Juwet menunjukkan bahwa dengan dukungan guru yang kompeten, siswa tidak hanya memahami gizi, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa dengan dukungan yang tepat, guru dapat menjadi motor utama perbaikan gizi anak. Program seperti MBG perlu terus diperkuat agar anak-anak Indonesia memiliki masa depan yang lebih sehat dan produktif.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan