Sementara gencatan senjata berlangsung, Israel tak berhenti melancarkan serangan ke Lebanon. Militer Israel mengaku melancarkan serangan terhadap depot senjata milik Hizbullah di selatan negara tetangganya.
Menurut AFP dan Al Arabiya, kantor berita Lebanon melaporkan, Senin (29/9/2025), serangan udara Israel telah mengebom lokasi-lokasi dekat Kafr Rumman dan Jarmaq, serta sebuah rumah di Humin, seluruhnya berada di selatan Lebanon.
“Baru-baru ini, militer Israel menyerang fasilitas penyimpanan senjata Hizbullah di selatan Lebanon. Tempat tersebut digunakan Hizbullah untuk merencanakan dan melancarkan serangan teror ke Israel,” ujar pihak militer Israel.
Pemerintah Lebanon dihadapkan pada tekanan Amerika Serikat untuk menindak Hizbullah serta menangani serangan-serangan Israel yang terus berlanjut. Pada Sabtu (27/9) waktu setempat, pimpinan Hizbullah Naim Qassem menegaskan bahwa senjata kelompoknya tidak akan disita.
Sejak gencatan senjata disetujui pada November 2024, Israel seharusnya telah menarik seluruh pasukannya dari selatan Lebanon pada Januari 2025. Namun, hingga saat ini, mereka hanya menarik sebagian pasukan dan masih mempertahankan pos perbatasan. Serangan rutin yang diklaim menargetkan Hizbullah tetap dilancarkan oleh Israel di wilayah tersebut.
Pada Sabtu (4/1/2025), Qassem mempertanyakan pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, menyatakan kelompoknya siap bertindak sebelum batas waktu 60 hari untuk penarikan pasukan Israel selesai.
“Kami telah memberi kesempatan untuk mencegah pelanggaran oleh Israel dan mematuhi perjanjian. Kami bersedia bersabar,” katanya.
Gencatan senjata yang berlangsung sejak 27 November 2024 setelah perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah selama dua bulan, telah menjadi sorotan karena tuduhan pelanggaran dari kedua belah pihak. Menurut perjanjian, pasukan Lebanon akan bekerjasama dengan penjaga perdamaian PBB di selatan saat Israel menarik diri dalam waktu 60 hari.
Hizbullah seharusnya mengundurkan pasukan ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan, dan menghancurkan sisa infrastruktur militer di selatan. Komite yang terdiri dari delegasi Israel, Lebanon, Prancis, dan AS bertugas memantau dan menangani pelanggaran gencatan senjata bersama penjaga perdamaian PBB. PBB sering menuduh Israel melanggar perjanjian tersebut.
Pada April 2025, militer Israel mengklaim telah membunuh seorang komandan Hizbullah dalam serangan udara di dekat desa Aitaroun di selatan Lebanon, meskipun gencatan senjata masih berlaku. “Hari ini dini hari, IDF menyerang dan membunuh komandan peleton Pasukan Operasi Khusus Hizbullah di Aitaroun, selatan Lebanon,” kata militer Israel dalam pernyataan dilansir AFP, Selasa (15/4/2025).
Sebulan kemudian, Israel melakukan serangan lain di Lebanon. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan Israel pada Sabtu (12/7) menewaskan satu orang di Wata al-Khiam. Belum ada komentar dari militer Israel tentang serangan tersebut.
Pada hari Jumat (11/7) waktu setempat, Presiden Lebanon Joseph Aoun mengatakan bahwa meskipun ia terbuka untuk hubungan damai dengan Israel, tetapi normalisasi hubungan “saat ini bukan bagian dari kebijakan luar negeri Lebanon.” Serangan Israel berlanjut empat hari kemudian, menewaskan 12 orang di Lembah Bekaa.
Militer Israel mengaku serangan mereka menargetkan pasukan elit Hizbullah, Radwan. Serangan itu dilakukan meskipun gencatan senjata masih berlaku. Militer Israel mengatakan pesawat tempur mereka menyerang fasilitas pelatihan Hizbullah di Bekaa, yang mereka yakini digunakan untuk merencanakan serangan teroris. Kantor berita nasional Lebanon melaporkan serangan udara musuh di Wadi Fara, Lembah Bekaa utara, yang menewaskan 12 orang, termasuk tujuh warga Suriah, dan melukai delapan lainnya.
Situasi di perbatasan Israel-Lebanon terus menegangkan, meskipun gencatan senjata telah disetujui. Keduanya terus saling menuduh melanggar perjanjian. Hizbullah tetap bersedia bertarung, sedangkan Israel terus melakukan serangan selektif. Tanpa solusi diplomasi yang kuat, kemungkinan konflik akan terus melebar.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.