Siswa Kalbar Keracunan MBG Akibat Konsumsi Daging Hiu

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dalam satu insiden, 24 siswa dan satu guru dari SD Negeri 12 Benua Kayong, Kecamatan Ketapang, mengalami keracunan setelah mengonsumsi hiu goreng yang disajikan melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Insiden ini menjadi pembicaraan setelah pakar kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dede Nasrullah, mengungkapkan risiko serius yang ditimbulkan oleh konsumsi daging hiu, terutama bagi anak-anak yang masih dalam fase pertumbuhan.

Daging hiu mengandung berbagai senyawa berbahaya, termasuk metilmerkuri, yang merupakan racun industri yang terkumpul di perairan dan dapat mengakumulasi dalam tubuh manusia. Metilmerkuri dikenal sebagai zat beracun yang sangat aktif biologis dan berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat, penyakit jantung, gangguan kesuburan pria, serta penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer. Pakar menyebutkan bahwa kadar merkuri dalam daging hiu dapat mencapai 14 ppm, tingkat yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ikan lainnya.

Selain merkuri, daging hiu juga mengandung arsenik, yang berasal dari mangsa yang mereka buru. Senyawa ini berbahaya karena dapat merusak paru-paru, kulit, dan bahkan memicu perkembangan sel kanker jika masuk ke aliran darah. Penelitian dari Southern Cross University, Australia, menunjukkan bahwa kadar arsenik dalam beberapa spesies hiu melebihi batas aman, sehingga disarankan untuk menghindari konsumsi daging hiu. Bagian sirip hiu, yang sering dianggap sebagai hidangan istimewa, justru mengandung arsenik dalam kadar tertinggi.

Daging hiu juga memiliki kadar urea yang tinggi, yang merupakan limbah nitrogen yang dikeluarkan melalui kulit mereka untuk menjaga keseimbangan tubuh di air asin. Meskipun urea bukan racun pada kadar tertentu, keberadaannya dalam jumlah besar membuat daging hiu kurang layak untuk dikonsumsi.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Tropical Conservation Science (2013) juga menemukan bahwa daging hiu mengandung kadar timbal yang tinggi. Semua spesimen hiu di Samudra Pasifik yang dianalisis terkontaminasi timbal, dengan risiko seperti sakit kepala, kejang, hingga kematian. Pakar menambahkan bahwa hiu yang lebih besar dan tua cenderung memiliki akumulasi timbal yang lebih tinggi, sehingga konsumsi daging hiu, terutama dari spesies besar atau bagian organ dalamnya, sangat berisiko.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa keracunan metilmerkuri dan logam berat lainnya dalam daging hiu terus menjadi masalah kesehatan serius di berbagai negara. Studi terkini dari World Health Organization (WHO) memperkuat rekomendasi untuk menghindari konsumsi daging hiu, terutama bagi wanita hamil dan anak-anak. Analisis unik dan simplifikasi: Meski hiu sering dianggap sebagai makanan istimewa, dampaknya pada kesehatan jauh melebihi manfaat. Logam berat seperti merkuri, arsenik, dan timbal tidak hanya berbahaya secara individual, tetapi juga dapat berinteraksi secara sinergis, meningkatkan risiko kerusakan jaringan dan penyakit kronis.

Studi kasus: Di beberapa negara, seperti Jepang dan beberapa negara di Amerika Latin, kasus keracunan metilmerkuri akibat konsumsi hiu telah menyebabkan kerusakan saraf permanen dan bahkan kematian. Infografis yang relevan bisa menampilkan perbandingan kadar logam berat dalam berbagai jenis ikan laut, menunjukkan betapa hiu jauh melebihi batas aman.

Jaga kesehatanmu dengan bijak, hindari makanan yang berpotensi membawa bahaya bagi tubuh. Pilih makanan bergizi yang aman dan seimbang untuk menjaga kesehatan jangka panjang.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan