Pria 25 Tahun Atasi Diabetes Melalui Perubahan Gaya Hidup

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jez, seorang pria asal Inggris yang diagnosa diabetes tipe 2 pada usia 25 tahun, berhasil mencapai kondisi remisi melalui perubahan gaya hidup yang konsisten. Penyakitnya ditemukan pada tahun 2012 setelah ia tidak sadar tentang penambahan berat badan karena tubuhnya yang besar dan pakaian longgar yang selalu dipakai.

“Dengan tinggi 190 cm dan tubuh yang berukuran besar secara alami, saya tidak pernah sadar kalau berat badan saya meningkat. Saya selalu memakai pakaian longgar, dan baru saat melihat foto-foto lama, saya sadar kondisinya,” ungkapnya dalam wawancara dengan Diabetes UK, Senin (29/9/2025).

Kondisi remisi yang dialami Jez berarti bahwa tingkat gula darahnya telah kembali normal tanpa bantuan obat selama periode tertentu. Namun, risiko penyakit ini muncul kembali tetap ada jika pola hidup tidak dipertahankan.

Jez juga menderita diabetes karena faktor genetik. Kakeknya meninggal akibat komplikasi diabetes yang tidak dideteksi, sementara neneknya hidup dengan diabetes tipe 2. Selama lima tahun setelah diagnosa, ia mengalami kesulitan mengontrol gula darah dan merasa kewalahan dengan jumlah obat yang harus diminum.

“Setelah berjuang untuk mengelola kondisi saya selama lima tahun, saya berada dalam posisi yang sangat buruk. Saya tidak ingin terus mengonsumsi banyak obat, dan saya tidak tahu cara mengatasi diabetes. Ada banyak kesalahpahaman tentang penyakit ini, rasanya seperti tersandung dalam kegelapan,” katanya.

Semua berubah ketika seorang teman mengajaknya latihan di gym. Jez mulai disiplin berolahraga, mengubah pola makan, dan bahkan mengikuti marathon. Ia berlatih keras bersama pelatih lari hingga berhasil menyelesaikan tantangan tersebut.

“Saya menyiapkan diri dengan komitmen 20 persen dari waktu saya setiap minggu, mungkin lebih, untuk berlatih. Tidak ada motivasi yang lebih kuat dari mengetahui bahwa Anda sedang melakukan apa yang Anda janjikan,” jelasnya.

Upaya Jez berhasil. Hingga akhir 2017 hingga awal 2018, ia mencapai remisi, kehilangan lebih dari 50 kilogram, dan bisa berhenti dari semua obat diabetes. Untuknya, pencapaian ini bukan hanya tentang kesehatan, tetapi juga penghormatan terhadap kakeknya yang pernah berjuang melawan diabetes.

Keberhasilan ini pula yang membuat dokternya mengubah pendapat. Lisensi medis Jez yang sebelumnya ditangguhkan oleh otoritas transportasi akhirnya dikembalikan setelah dokter melihat perbaikan kesehatannya. Hal ini semakin menguatkan semangatnya untuk terus menjaga kondisinya.

“Dokter saya percaya bahwa diabetes tipe 2 tidak akan pernah sembuh dan orang tidak bisa berubah. Namun, itu tergantung pada cara berpikir seseorang. Saya sudah berubah dalam mengatasi diabetes saya. Oleh karena itu, setelah pemeriksaan kesehatan dari DVLA, dokter melihat perubahan yang signifikan,” ungkapnya.

“Saya yakin saya termasuk sedikit orang yang lisensi medisnya dicabut dan akhirnya dikembalikan. Ini menjaga saya tetap fokus dan termotivasi, menunjukkan bahwa perubahan jangka panjang bisa tercapai,” tambahnya.

Sekarang, Jez merasa lebih sehat dan lebih sadar dengan tubuhnya. Pandemi COVID-19 menjadi tantangan karena batasan aktivitas fisik, tetapi ia tetap menjaga rutinitas kebugaran. Kehidupan tanpa obat diabetes menjadi motivasi terbesar baginya. Saat ini, ia aktif berbagi pengalaman dan memberikan semangat kepada orang lain yang ingin melakukan perubahan serupa.

Diabetes tipe 2 sering dianggap sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tetapi kisah Jez menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup dapat mengubah nasib. Semangat dan konsistensi dalam menjaga kesehatan adalah kunci sukses. Jika ia bisa, mengapa tidak kita?

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan