Industri halal Indonesia kalah dari Malaysia meskipun memiliki penduduk Muslim terbesar

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa industri halal global memiliki potensi yang besar. Pada tahun 2023, konsumsi produk halal oleh umat Muslim di seluruh dunia mencapai US$ 2,43 triliun, dan diperkirakan akan tumbuh menjadi US$ 3,36 triliun pada tahun 2028. Produk-produk tersebut meliputi makanan, minuman, farmasi, kosmetik, mode Muslim, pariwisata ramah Muslim, serta media dan ekonomi kreatif. Namun, Agus menegaskan bahwa ekosistem ekonomi halal Indonesia masih kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia.

Indonesia berhasil mendapatkan skor 99,9 poin, sedangkan Arab Saudi meraih 100,9 poin dan Malaysia menduduki posisi tertinggi dengan 165,1 poin. Padahal, populasi Muslim Indonesia yang mencapai 245,97 juta jiwa merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menurut data SGIER State of the Global Islamic Economy 2024-2025, Indonesia berada di peringkat ketiga dalam skala industri halal global. Agus menambahkan bahwa dengan potensi yang besar ini, Indonesia seharusnya dapat menempati posisi pertama dengan mudah.

Meskipun berada di peringkat ketiga, Indonesia menunjukkan kemajuan yang signifikan dengan kenaikan skor 19,8 poin dibandingkan tahun 2022. Sementara Malaysia mengalami penurunan skornya sebesar 28,1 poin. Pemeringkatan ini didasarkan pada lima komponen: finansial, regulasi halal, kesadaran masyarakat, sosial, dan inovasi. Dalam sektor moda Muslim, Indonesia berhasil menduduki peringkat pertama, mengalahkan Malaysia, Italia, Turki, dan Singapura. Namun, untuk makanan dan minuman halal, Indonesia hanya berada di peringkat keempat, di bawah UEA, Singapura, dan Malaysia. Selain itu, Indonesia juga berada di posisi kedua dalam sektor farmasi dan kosmetik halal, khususnya di bawah Malaysia.

Saat ini, terdapat 140.944 perusahaan industri halal di Indonesia, dengan mayoritas bergerak di bidang makanan halal (130.111), diikuti oleh industri minuman halal (10.800), dan farmasi (1.633). Jumlah produk halal yang telah disertifikasi mencapai 584.000. Pada tahun 2023, ekspor produk halal Indonesia ke negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mencapai US$ 12,33 miliar, menempatkan Indonesia di peringkat kesembilan. Namun, impor produk halal dari negara-negara OKI masih jauh lebih besar, yakni US$ 29,64 miliar, sehingga ada selisih yang sangat signifikan sebesar hampir US$ 15 miliar. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk memperkuat industri halal dalam negeri.

Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi pemimpin dunia dalam industri halal. Dengan populasi Muslim terbesar dan komitmen yang kuat untuk membangun ekosistem halal, negeri ini memiliki kesempatan emas untuk menjadi salah satu puncak dalam industri global. Namun, perjalanan ini bukan tanpa tantangan. Indonesia harus terus meningkatkan kualitas dan kapasitas produk halal, menarik investasi, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya produk halal. Dengan langkah-langkah yang tepat, industri halal Indonesia bisa berkembang menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi negara, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing global. Mari kita nikmati kesempatan ini dan maju bersama dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan