Donald Trump kembali menjadi sorotan di panggung internasional. Dalam kesempatan Sidang Umum PBB Selasa (23/9/2025), ia mengkritik secara tajam pengakuan beberapa negara terhadap Palestina dan berpidato jauh melebihi batas waktu yang telah ditetapkan. Trump berpidato setelah Presiden Brazil dan sebelum Presiden Prabowo Subianto yang turut ikut serta dalam acara ini.
Trump tidak pernah lepas dari kontroversi. Kali ini, ia mengecam secara terbuka negara-negara yang mengakui Palestina, termasuk Prancis, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal. Langkah tersebut diambil sebagai tanggapan atas frustrasi terhadap aksi Israel di Gaza. Namun, Trump menganggap ini sebagai upaya yang merumitkan situasi. Ia menyebut negara-negara tersebut justru harus fokus pada pembebasan sandera yang dipegang Hamas di Gaza.
“Beberapa anggota badan ini berusaha mengakui Palestina secara sepihak, seolah-olah ingin memperpanjang konflik,” katanya. Trump juga menyerukan agar semua negara bersatu dengan satu pesan: “Bebaskan para sandera sekarang juga.”
Saat ini, lebih dari 150 negara telah mengakui Palestina sebagai negara. Negara-negara Barat yang baru-baru ini melakukan pengakuan tersebut meliputi Prancis, Belgia, Monako, Luksemburg, Malta, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal.
Di samping isu Palestina, Trump juga memperpanjang waktu pidato hingga 56 menit, padahal batasnya hanya 15 menit. Dalam pidato tanpa naskah karena teleprompter rusak, ia membahas berbagai isu, mulai dari imigrasi, perubahan iklim, hingga kebijakan ekonomi terhadap Rusia. Trump menegaskan AS telah mengatasi inflasi, meskipun data resmi menunjukkan sebaliknya.
Dalam kritiknya terhadap PBB, Trump mempertanyakan efektivitas organisasi ini. “PBB memiliki potensi besar, tetapi sebagian besar belum bisa mencapai potensinya,” katanya. Ia juga menyindir PBB karena tidak efektif dalam menciptakan perdamaian dan hanya menghasilkan “omong kosong.”
Trump bahkan mendakwa dirinya pantas mendapat Hadiah Nobel Perdamaian karena upayanya dalam menghentikan perang, sementara PBB dianggap tidak ikut andil. Ia juga menyindir fasilitas PBB yang buruk, seperti eskalator dan teleprompter yang rusak.
Pidato Trump yang panjang dan isinya yang kontroversial terus menguatkan citranya sebagai pemimpin yang tidak takut mengungkapkan pendapatnya tanpa memperdulikan sensasi yang ditimbulkan. Bagi banyak orang, Trump tetap menjadi tokoh yang polarisasi, baik dalam lingkup internasional maupun domestik.
Setiap kata dan tindakan Trump selalu menggerakkan perdebatan. Bagaimana reaksi dunia terhadap pidatonya kali ini? Apakah PBB akan merespon secara konstruktif? Satu hal yang pasti, dunia terus memandang Trump sebagai figur yang tidak bisa diabaikan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.