DPR Menilai Respons Rencana Merger Pelita-Garuda Kurang Memuaskan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

BPI Danantara merespon rencana penggabungan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan Pelita Air Service, salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero), yang sebelumnya telah menjadi subjek kritik dari Komisi VI DPR RI. COO Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa pihaknya menghargai berbagai pendapat yang beragam terkait rencana ini. Namun, dalam rencana strategis BUMN untuk masa depan, mereka berusaha mengurangi jumlah perusahaan dalam satu sektor industri.

Menurut Dony, keberagaman pendapat merupakan hal yang wajar, dan mereka sangat menghargai masukan dari masyarakat serta berbagai pihak. Namun, dalam rencana strategis BUMN, mereka tidak ingin melihat banyak perusahaan yang tersebar di berbagai sektor industri. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kegiatan serupa akan digabung untuk membentuk entitas yang lebih besar dan lebih efisien.

Rencananya, tidak hanya di sektor penerbangan, tetapi juga di industri lain seperti asuransi dan konstruksi, BUMN akan dilakukan penggabungan. Hal ini dilakukan karena ada banyak perusahaan yang beroperasi dalam skala yang tidak optimal. Industri penerbangan, misalnya, akan dikonsolidasi di bawah satu induk perusahaan, sedangkan industri minyak dan gas akan tetap berada di bawah naungan PT Pertamina (Persero).

Proses ini, meskipun mendapat kritik, dianggap penting bagi peningkatan kinerja dan efisiensi BUMN. Setiap masukan yang diberikan akan membantu mereka untuk mempersiapkan proses penyempurnaan dan penyehatan BUMN dengan lebih baik.

Pada rapat sebelumnya, rencana merger antara Garuda Indonesia dan Pelita Air telah menuai kritik dari anggota Komisi VI DPR RI, termasuk Mufti Anam dari Fraksi PDI Perjuangan. Ia khawatir bahwa penggabungan ini akan berdampak negatif terhadap kinerja Pelita Air. Menurutnya, Pelita Air memiliki reputasi yang baik dan menjadi maskapai yang diandalkan, dan ia takut reputasi ini akan terganggu akibat budaya kerja yang kurang baik di Garuda Indonesia.

Mufti menegaskan bahwa ia tidak setuju dengan rencana merger ini, terutama karena Pelita Air tidak menjadi beban bagi Pertamina. Ia juga menolak ide bahwa Pelita Air akan diambil alih oleh Garuda, yang dianggap mungkin membawa budaya kerja yang kurang baik.

Sementara itu, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Kawendra Lukistian, meminta agar Garuda Indonesia memberikan kepercayaan bahwa merger ini tidak akan merusak kinerja Pelita Air. Ia menyatakan dukungan penuh terhadap arahan Presiden, tetapi juga ingin pastikan bahwa budaya kerja yang kurang baik di Garuda tidak akan memengaruhi Pelita Air.

Penggabungan perusahaan BUMN merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Meskipun ada kritik, penting bagi semua pihak untuk fokus pada manfaat jangka panjang yang dapat diperoleh dari konsolidasi ini.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan