Buruh Menanggapi Program MBG: Hanya Mnabsorp Tenaga Kerja Informal dengan Gaji Kurang dari UMP

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Partai Buruh dan juga Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengungkapkan kekhawatiran terhadap program-program utama Presiden Prabowo Subianto yang dianggap kurang efektif dalam menyerap tenaga kerja berkualitas. Salah satu contohnya adalah program Makan Bergizi Gratis, yang menurutnya telah mendatangkan ribuan pekerja di bawah bendera SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi). Namun, yang menurutnya mengecewakan, sebagian besar pekerja di dapur-dapur tersebut merupakan pekerja informal.

Dalam kesempatan konferensi pers di Sofyan Hotel, Rabu (24/9/2025), Said Iqbal menjelaskan bahwa pekerja di dapur-dapur ini tidak menerima upah yang layak, tidak memiliki jaminan kesehatan, dan juga tidak memiliki jaminan pensiun. Hal ini menyebabkan keterbatasan daya beli mereka. “Gaji mereka jauh di bawah upah minimum, tanpa jaminan kesehatan atau pensiun. Misalnya, program koperasi desa yang kita dukung juga masih masuk dalam kategori informal,” ujarnya.

Sementara itu, pekerjaan di sektor formal yang memberikan upah minimal atau setidaknya setara dengan upah minimum justru mengalami penurunan drastis dikarenakan gelombang PHK (Pemberhentian Kerja) yang terus berlanjut. Akibatnya, banyak pekerja yang kehilangan sumber penghasilan. “Sektor formal sekarang banyak yang PHK, banyak yang kehilangan pekerjaan,” katanya.

Pada kasus pekerjaan gig seperti pengemudi ojek online, Said menjelaskan bahwa hingga saat ini masih dianggap sebagai penyerapan tenaga kerja meski kenyataannya, pendapatannya tidak stabil dan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Pekerja di sektor ojol misalnya, termasuk gig worker yang tidak tetap, meski dianggap sebagai penyerapan tenaga kerja, namun kenyataannya gajinya tidak mencukupi,” tutupnya.

Saat ini, tren global menunjukkan bahwa sektor informal terus berkembang pesat, terutama di negara-negara berkembang. Di sisi lain, sektor formal yang seharusnya menjadi solusi untuk kerja yang stabil dan layak, justru menghadapi tantangan serius. Dalam konteks ini, perlu ada kebijakan yang lebih tepat guna membendung aliran tenaga kerja ke sektor informal. Dengan adanya program-program yang lebih inklusif dan dukungan yang lebih kuat, diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja yang lebih layak bagi semua kalangan.

Kondisi sekarang memang menuntut transformasi dalam dunia kerja. Kita perlu berfokus pada pembangunan keterampilan yang relevan, mendukung inovasi, dan memastikan kebijakan kerja yang adil. Hanya dengan demikian, kita bisa membangun generasi pekerja yang lebih kuat dan berdaya saing di era globalisasi.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan