Negara-negara Barat yang Menerima Kesultanan Palestina Dikecam Trump

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam negara-negara Barat yang telah memberikan pengakuan kepada Palestina. Percakapan ini muncul saat AS menjadi negara minoritas di dunia karena tidak mengakui status negara Palestina. Trump menyampaikan kesan ini selama pidato di Majelis Umum PBB pada Selasa (23/9) waktu setempat. Menurutnya, negara-negara besar dunia harus lebih memfokuskan upaya pada pembebasan sandera yang ditahan Hamas di Gaza.

Tindakan militer Israel di Gaza telah menuai kritik internasional akibat kerusakan luas dan korban jiwa yang mencapai lebih dari 65.000 warga Palestina, menurut data kesehatan lokal. Beberapa organisasi pemantau kelaparan global menyatakan bahwa wilayah tersebut sedang mengalami kondisi kelaparan.

Beberapa negara, termasuk Prancis, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal, baru-baru ini mengakui Palestina sebagai negara. Langkah ini diambil sebagai tanggapan terhadap serbuan Israel di Gaza dan sebagai usaha mendorong solusi dua negara. Namun, ini mengakibatkan ketidaksenangan dari Israel dan Amerika Serikat.

Trump mengecam langkah tersebut dengan mengatakan bahwa beberapa anggota PBB seolah-olah mendorong konflik yang berkelanjutan dengan mengakui Palestina secara sepihak. “Imbalan akan terlalu besar bagi Hamas atas kekejaman mereka,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa pihak yang ingin damai harus bersatu dengan satu pesan: “Bebaskan para sandera sekarang juga.” Kata-kata ini disampaikan Trump, seperti dilansir Reuters pada Rabu (24/9/2025).

Trump mengulangi pernyataannya dengan mendesak agar sandera itu dibebaskan segera. Saat ini, lebih dari 150 negara di PBB telah mengakui Palestina sebagai negara. Negara-negara Barat yang baru-baru ini memberikan pengakuan terhadap Palestina meliputi Prancis, Belgia, Monako, Luksemburg, Malta, Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal.

Pernyataan Trump sebagian besar mengungkapkan frustrasinya terhadap pergeseran dukungan internasional terhadap Palestina, sementara AS tetap berdiri teguh dengan Israel. Langkah-langkah seperti pengakuan Palestina oleh negara-negara Barat dianggap sebagai tandingan politik yang bisa mempengaruhi upaya perdamaian di Timur Tengah.

Dalam konteks ini, penting untuk melihat bagaimana pengakuan internasional terhadap Palestina dapat memengaruhi negosiasi masa depan. Salah satu studi kasus yang relevan adalah peran PBB dalam mengakui negara-negara baru, yang sering kali memicu perubahan dalam dinamis politik regional.

Ketika kita melihat perkembangan ini, ada satu kesimpulan yang jelas: dunia sedang menghadapi momen kritis di mana keputusan politik dapat memengaruhi jutaan nyawa. Hal ini membutuhkan keterlibatan global yang lebih matang dan berani untuk membangun solusi yang berkadar adil bagi semua pihak terlibat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan