Sumitronomics: Strategi Ekonomi Purbaya untuk Pertumbuhan Ekonomi 8%

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menyampaikan bahwa konsep Sumitronomics menjadi kunci strategi Indonesia dalam meraih status negara maju. Rencana ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Konsep Sumitronomics didasarkan pada tiga aspek utama: pertumbuhan ekonomi yang kuat, pemerataan manfaat pembangunan, serta stabilitas nasional yang dinamis. Kesepakatan ini hanya bisa tercapai jika kebijakan fiskal, sektor keuangan, dan investasi bekerja secara terkoordinasi. Dalam rapat paripurna DPR RI ke-5 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2025-2026, Purbaya menjelaskan bahwa tujuan ini tidak mudah, namun masih dalam jangkauan. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia pernah mencapai pertumbuhan rata-rata di atas 6% sebelum krisis keuangan 1997-1998.

Negara seperti Korea Selatan dan Singapura berhasil meraih pertumbuhan rata-rata 7,5% dalam sepuluh tahun sebelum menjadi negara maju. China bahkan mencatat pertumbuhan 10% pada periode 2003-2007 dan tahun 2010. Dengan tekad yang konsisten, Indonesia diharapkan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 8% dalam waktu dekat.

Sumitronomics merupakan istilah yang muncul setelah Prabowo Subianto menjadi presiden. Konsep ini berakar dari gagasan Prof. Sumitro Djojohadikusumo, ekonom berpengaruh di Indonesia. Menurut Bhima Yudhistira dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Sumitronomics melibatkan lima prinsip utama. Pertama, peran aktif negara dalam mendukung sektor swasta, terutama dalam pengolahan sumber daya alam. Kedua, kebijakan fiskal ekspansif untuk menciptakan lapangan kerja, walaupun dapat menimbulkan defisit APBN dan utang yang lebih besar.

Ketiga, penggunaan kebijakan moneter yang dikendalikan pemerintah untuk meningkatkan likuiditas ekonomi, meski dapat mengurangi independensi bank sentral. Keempat, upaya mempertahankan stabilitas nasional dalam aspek ekonomi dan politik, termasuk dengan peran militer dalam perekonomian. Kelima, deregulasi berbagai peraturan yang dianggap menghambat kegiatan bisnis.

Bhima Yudhistira mengingatkan bahwa tujuan pertumbuhan tinggi dalam Sumitronomics dapat memicu inflasi, pelemahan nilai tukar mata uang jika impor bahan baku meningkat, serta mungkin tidak efisien jika militer terlibat dalam ekonomi.

Strategi pembangunan ekonomi Indonesia melalui Sumitronomics menawarkan harapan yang besar. Dengan fokus pada pertumbuhan yang kuat, pemerataan manfaat, dan stabilitas nasional, negara dapat melangkah lebih maju. Meskipun tantangan tetap ada, konsistensi dan koordinasi antar sektor akan menjadi kunci sukses. Indonesia memiliki potensi untuk meraih pertumbuhan yang signifikan, mirip dengan negara-negara yang telah berhasil sebelumnya.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan