Prabowo Menyampaikan Mimpi APBN yang Sehat, Sementara Purbaya Mengamati Kondisi

Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan, telah merespon ambisi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa defisit pada tahun 2027 atau 2028. Apakah ini memang dapat terjadi?

Menurut Purbaya, kesempatan tersebut bergantung pada situasi ekonomi saat itu. Namun, upaya untuk mengurangi defisit APBN terus dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan pendapatan dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan.

“Kita melihat kemungkinan (defisit 0%), jika bisa ya tentu bisa. Sekarang saya sedang berusaha untuk mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi pajak serta hal lainnya dalam waktu satu tahun ke depan. Pemeriksaan dan pengawasan akan dilakukan dengan lebih ketat untuk mengurangi penggelapan yang signifikan. Selanjutnya, kita akan mengevaluasi progresnya,” ujar Purbaya saat konferensi pers setelah rapat paripurna di DPR RI, Jakarta, Selasa (23/9/2025).

“Jika sudah benar-benar efisien, berapa hasil pajak kita? Itu yang kita tuju. Jika tidak terlaksana dalam satu tahun, tidak masalah, kita ajukan perbaikan secara bertahap, tetapi arah kita tetap menuju ke tujuan tersebut,” tambahnya.

Defisit APBN tahun 2026 direncanakan sebesar Rp 689 triliun atau 2,68% dari Produk Domestik Bruto (PDB), naik dari rancangan sebelumnya yaitu Rp 638,8 triliun atau 2,48% PDB. Meskipun demikian, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan tahun 2025 yang mencapai 2,78% PDB.

Purbaya menjelaskan peningkatan defisit saat ini diperlukan karena ekonomi sedang mengalami kelesuan, sehingga pemerintah memerlukan dana tambahan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih pesat. Namun, defisit ini tetap dalam batas aman yakni maksimal 3% PDB menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

“Untuk memberikan ruang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, kita harus lebih selektif sekarang, tidak masalah. Defisit masih di bawah 3%, sehingga tetap aman,” katanya.

Selain itu, rasio utang Indonesia tetap di bawah batas maksimal 60% PDB. Purbaya mengingatkan banyak negara maju memiliki rasio utang yang jauh lebih tinggi.

“Kita tetap hati-hati. Jika ada lembaga perating yang menanyakan, suruh bandingkan dengan negara lain, yang maju, yang menjadi acuan mereka. Setelah itu, suruh membawa cermin,” ujar Purbaya.

Dalam kesempatan sebelumnya, Prabowo menuturkan harapannya agar pada tahun 2027 atau 2028, APBN tidak lagi mengalami defisit. Efisiensi akan terus ditekan untuk mewujudkan harapan tersebut.

“Pemerintah yang saya pimpin berjanji di hadapan Majelis, kami akan terus mengejar efisiensi sehingga defisit bisa ditekan sekecil mungkin. Harapan saya, cita-cita saya, adalah suatu saat pada tahun 2027 atau 2028, saya ingin berdiri di depan Majelis ini untuk menyampaikan bahwa kita telah mencapai APBN tanpa defisit sama sekali,” ungkap Prabowo saat menyampaikan Rancangan Undang-Undang APBN 2026 dan Nota Keuangannya di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8).

Pencapaian APBN tanpa defisit bukan hanya soal matematika, tetapi juga strategi dan keberanian dalam mengubah pola pemerintah. Dengan konsistensi dan kebijakan yang tepat, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mencapai tujuan ini. Pertumbuhan ekonomi yang sehat dan stabil akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi tersebut.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page