Investigasi Terbaru: Pemimpin Gereja Unifikasi Diduga Terlibat Skandal Korupsi dengan Eks Ibu Negara Korea Selatan

Han Hak Ja, seorang pemimpin Gereja Unifikasi berusia 82 tahun, telah ditangkap oleh Kejaksaan Korea Selatan. Penangkapan ini terkait dengan kasus penyuapan yang melibatkan Kim Keon Hee, mantan Ibu Negara Korea Selatan. Han saat ini berada di penjara Seoul setelah pengadilan mengabulkan permohonan penangkapan dari jaksa penuntut. Proses penangkapannya terjadi setelah ia menjalani pemeriksaan selama 9 jam, dengan tuduhan melibatkan penyuapan terhadap Kim dan seorang anggota parlemen Korsel terkemuka. Selain itu, Han juga diduga menghasut penghilangan bukti dalam kasus ini.

Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengeluarkan surat perintah penangkapan berargumentasi bahwa Han memiliki risiko merusak barang bukti. Gereja Unifikasi, yang didirikan pada tahun 1954 oleh Moon Sun Myung, suami Han, telah lama menjadi subyek kontroversi di Korea Selatan. Ajaran gereja ini menganggap Moon sebagai Kedatangan Kedua Yesus Kristus dan dikenal akan upacara pernikahan massal serta budaya yang dekat dengan kultus. Para pengikutnya sering disebut ‘Moonies’, meskipun gereja ini tidak hanya terbatas pada agama saja. Mereka terlibat dalam berbagai bisnis, mulai dari media, pariwisata, hingga distribusi makanan. Han mengambil alih kepemimpinan setelah kematian suaminya pada tahun 2012.

Gereja Unifikasi menyatakan kesediaan untuk bekerja sama dengan aparat dalam penyelidikan. Mereka berharap persidangan akan mengungkap kebenaran dan memulihkan kepercayaan publik. “Kami akan bekerja sama penuh dengan investigasi dan prosedur persidangan untuk mengungkap kebenaran dan memanfaatkan kesempatan ini untuk memulihkan kepercayaan,” kata mereka dalam pernyataan resmi. Mereka juga meminta maaf atas kekhawatiran yang ditimbulkan.

Han diduga telah mengirimkan hadiah-hadiah mewah, termasuk tas tangan desainer dan kalung berlian, kepada Kim saat Yoon Suk Yeol masih menjabat sebagai Presiden. Hadiah tersebut diterima pada tahun 2022. Han dianggap berusaha mendapatkan dukungan dari Yoon dengan cara tersebut. Yoon Suk Yeol sendiri telah dimakzulkan dan ditahan karena menerapkan darurat militer yang kontroversial pada akhir tahun 2024. Selain itu, Kim Keon Hee juga telah ditahan pada Agustus 2025 atas tuduhan manipulasi saham dan korupsi.

Kim dituduh berkolusi dengan trader untuk menaikkan harga saham perusahaan tertentu antara tahun 2009 dan 2012. Selain itu, video menunjukkan Kim menerima tas tangan Dior pada tahun 2022, yang melanggar undang-undang antikorupsi. Kim juga diduga camping dalam proses pencalonan anggota parlemen dari partai Yoon, yang melanggar hukum pemilu. “Saya meminta maaf karena telah menimbulkan masalah, meskipun saya bukan orang penting. Saya akan bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini,” ucap Kim.

Skandal ini menimbulkan perdebatan yang hangat di Korea Selatan, terutama karena terlibatnya tokoh-tokoh publik yang berkuasa. Kasus ini mengungkap korupsi yang luas dan menunjukkan betapa pentingnya transparansi dalam pemerintahan. Masyarakat diharapkan dapat belajar dari peristiwa ini dan mendorong reformasi untuk mencegah kasus serupa di masa depan.

Cara terbaik untuk menghadapi tantangan ini adalah dengan memperkuat sistem hukum dan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya integritas dan akuntabilitas. Hanya dengan demikian, negara dapat menuju ke arah yang lebih baik dan lebih adil bagi seluruh warganya.

Baca juga Berita lainnya di News Page