Trump Mengaku Akhirkan Tujuh Konflik Global, Tikam PBB

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku telah berperan penting dalam mencegah tujuh konflik global selama pidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80. Dalam keterangannya, ia menegaskan bahwa organisasi ini kurang efektif dalam mengamankan perdamaian dunia. Menurut Trump, prestasi tersebut layak untuk dia beroleh Penghargaan Nobel Perdamaian.

Laporkan AlJazeera pada Selasa (23/9/2025), Trump membuktikan kontribusinya kepada para pemimpin dunia. Ia mengkritik PBB karena tidak dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya perdamaian. “Sangat menyedihkan bahwa saya harus mengatur hal-hal ini sendiri, sedangkan PBB seharusnya yang bertanggung jawab. Sayangnya, PBB bahkan tidak mencoba membantu dalam situasi apapun,” katanya.

Selama pidato, Trump juga mengungkapkan kesulitan teknis yang dihadapinya di markas besar PBB. “Saya hanya mendapatkan dua hal dari PBB: eskalator yang rusak dan teleprompter yang gagal berfungsi,” katanya. Ia meneruskan, “Saya tidak peduli dengan masalah-masalah teknis tersebut karena terlalu sibuk menyelamatkan jutaan nyawa dengan menghentikan perang. Namun, sayangnya, PBB tidak ada di situ untuk membantu.”

Trump melanjutkan kritiknya terhadap PBB dengan menanyakan tujuan utama organisasi ini. “PBB memiliki potensi yang besar, namun sebagian besar tidak dimanfaatkan. Sementara itu, PBB hanya dapat menulis surat perintah tanpa tindakan lanjut,” ujarnya.

Menurut penelitian terbaru, PBB telah mengeluarkan lebih dari 700 resolusi terkait konflik global sejak tahun 2020, namun tingkat implementasinya masih rendah. Data menunjukkan bahwa hanya 30% resolusi yang sebenarnya dijalankan.

Studi kasus yang dilakukan oleh Universitas Harvard menunjukkan bahwa PBB seringkali menghadapi kesulitan dalam menegakkan keputusan karena keterbatasan kekuasaan dan perbedaan kepentingan antarknegara. Hal ini menyebabkan banyak resolusi tiba-tiba terhenti tanpa penegakan yang efektif.

PBB sebenarnya memiliki potensi besar dalam mempromosikan perdamaian global, seperti yang terlihat dalam program-programnya yang sukses seperti WHO dan UNICEF. Namun, untuk mencapai maksimal potensinya, PBB perlu melakukan reformasi internal yang lebih dalam.

PBB juga memiliki kesempatan untuk meningkatkan efektivitas dengan mengintegrasikan teknologi modern dalam pengambilan keputusan dan pelaporan. Implementasi teknologi seperti AI dan data analytics dapat membantu PBB dalam mengambil keputusan yang lebih cepat dan akurat.

Sementara itu, Trump mungkin memiliki poin yang layak diperhatikan mengenai peran PBB. Namun, kritiknya juga mengungkapkan keinginan yang lebih besar untuk mengklaim keberhasilan sendiri, yang bisa saing dengan upaya kolaboratif internasional.

PBB perlu lebih sering melakukan penilaian diri dan memastikan bahwa setiap resolusi diikuti dengan tindakan konkret. Hanya dengan demikian, PBB dapat menjadi organisasi yang lebih efektif dan relevan di era globalisasi saat ini.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan