DPR Desak Pelonggaran Kebijakan Fiskal, Menkeu Disindir Gaya ‘Koboi’

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, menggambarkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai seseorang yang memiliki gaya yang tidak konvensional, seperti seorang koboi. Ucapannya tersebut disampaikan selama diskusi RUU APBN 2026, tepatnya dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-5 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2025-2026. Menurut Said, meskipun gaya Purbaya terlihat “koboi,” harapan tetap ada bahwa ia dapat melaksanakan kebijakan keuangan negara dengan baik, termasuk dalam penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).

Dalam RUU APBN 2026, pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI telah sepakat untuk menetapkan suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,9%. Said berharap, dengan keberadaan kebijakan baru dari Menkeu, suku bunga tersebut bisa lebih rendah, sehingga biaya yang harus ditanggung oleh APBN akan berkurang. Dalam wawancara, ia juga membenarkan bahwa dalam sebulan terakhir, kondisi ekonomi telah menunjukkan tanda-tanda positif, sehingga harapan terhadap penurunan suku bunga SBN di tahun depan berdasarkan.

Selain itu, Said juga menjelaskan beberapa target utama ekonomi Indonesia untuk tahun 2026, yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%, inflasi 2,5%, nilai tukar dolar AS sebesar Rp 16.500, harga minyak mentah Indonesia US$ 70 per barel, lifiting minyak sebesar 610.000 barel per hari, dan lifting gas bumi sebesar 984.000 barel setara minyak per hari. Menurutnya, pemerintah memiliki target pertumbuhan ekonomi jangka menengah sebesar 7% hingga 8%, dengan pertumbuhan 5,4% sebagai fondasi penting agar manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh rakyat.

Menurut laporan terbaru, kebijakan keuangan yang tepat dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi negara. Studi menunjukkan bahwa penyesuaian suku bunga SBN dapat memberikan dampak langsung pada investasi dan pertumbuhan ekonomi. Misalnya, penurunan suku bunga dapat mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah, yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia.

Dalam studi kasus yang dilakukan di beberapa negara, terlihat bahwa kebijakan fiskal yang fleksibel seperti yang dilakukan oleh Purbaya dapat meningkatkan daya saing ekonomi. Contohnya, negara-negara yang menerapkan kebijakan serupa berhasil mengurangi beban utang pemerintah dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan, penting bagi pemerintah untuk terus memonitor kondisi pasar dan menjaga stabilitas finansial. Dengan target yang jelas dan kebijakan yang tepat, Indonesia memiliki potensi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan. Diharapkan, upaya pemerintah dalam merencanakan dan meneheksekusikan kebijakan ekonomi dapat memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan