Dampak Strategi Hilirisasi Pertanian untuk Mengataka Indonesia dari Middle Income Trap

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri, mengungkapkan peran penting dari hilirisasi dalam sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan sebagai strategi utama untuk mengakhiri middle income trap di Indonesia. Dalam rapat koordinasi yang diadakan di Kementerian Pertanian, Tito menekankan keunggulan Indonesia yang dimiliki melalui iklim tropis yang mendukung produksi pertanian sepanjang tahun.

Negara-negara di belahan bumi utara dan selatan hanya dapat bertani selama enam bulan saja, sedangkan Indonesia, dengan kondisi iklimnya yang optimal, memiliki kemampuan untuk berkebun dan bertani sepanjang tahun. Hal ini menjadi salah satu keunggulan yang harus dimanfaatkan dengan baik. Selain iklim, Indonesia juga memiliki sumber daya air yang melimpah dengan ribuan sungai, danau, gunung berapi, dan tanah subur, yang menjadi modal berharga untuk perkembangan industri pertanian dan perkebunan.

Industrialisasi, katanya, merupakan kunci untuk mengatasi jebakan pendapatan menengah. Namun, tidak selalu berarti harus berfokus pada industri manufaktur besar seperti pembuatan mobil atau elektronik. Sebagai contoh, Selandia Baru telah berhasil mengembangkan industri pertanian, perkebunan, dan peternakan dengan nilai tambah tinggi, tanpa bergantung pada pabrik besar. Model ini bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia dalam mengembangkan kemandirian ekonomi dan daya saing global.

Tito juga menguatkan bahwa hilirisasi pada sektor pertanian sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang memprioritaskan ketahanan pangan. Presiden tidak hanya menekankan swasembada pangan dalam kebijakan, tetapi juga telah menyediakan langkah nyata dengan dukungan anggaran yang besar. Selain itu, dia juga mengapresiasi upaya Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam mempertemukan pemangku kepentingan melalui rakor ini dan mendorong sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan untuk bergerak lebih jauh dari sekadar normatif.

Dalam kesempatan yang sama, Tito turut menyaksikan penandatanganan MoU tentang Komitmen Kesanggupan Pemenuhan Data Calon Petani dan Lokasi oleh beberapa gubernur dari berbagai daerah, termasuk Jambi, Sumatera Barat, Riau, Gorontalo, Maluku, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.

Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam sektor pertanian dan perkebunan. Dengan memanfaatkan modal alam yang besar ini, memperkuat kapasitas petani, dan menerapkan langkah-langkah nyata, Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan dan memperkuat posisinya dalam kompetisi global. Investasi dalam hilirisasi dan industrialisasi sektor pertanian bukan hanya tentang produksi, tetapi juga tentang pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan