9 Anak Buatan Kota Warga Negara Indonesia Diresmikan Setelah Terjebak Sebulan di Kapal di Mozambik

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Sembilan pelaut Indonesia yang bekerja di kapal gas Falcon akhirnya berhasil diselamatkan setelah mengalami masa yang panjang di tengah laut Mozambik. Mereka sempat terjebak di atas kapal selama hampir setahun akibat masalah hukum yang menimpa pemilik kapal tersebut. Duta Besar Indonesia untuk Mozambik dan Malawi, Kartika Candra Negara, menyatakan bahwa seluruh kru dalam keadaan sehat dan proses penggantian kru telah berjalan dengan lancar.

Kru Indonesia tersebut telah bertugas di kapal sejak Agustus hingga Oktober 2024. Total ada 12 orang yang terjebak, termasuk tiga warga Pakistan. Sejak November 2024, kapal tersebut tidak diperbolehkan berlayar dari Pelabuhan Beira akibat sengketa hukum yang melibatkan dokumen kru, termasuk sembilan pelaut Indonesia.

Kantor Perwakilan Republik Indonesia (KBRI) Maputo telah membantu sembilan kru Indonesia sejak Januari 2025, termasuk menuntut pembayaran gaji yang tertunda sejak Oktober 2024. Sayangnya, masalah pembayaran kembali terjadi selama sembilan bulan terakhir. Pengelola kapal gagal menemukan kru pengganti, sehingga mereka terus terjebak di atas kapal.

Akhirnya, setelah upaya KBRI selama sembilan bulan, sembilan pelaut Indonesia berhasil didaratkan di Pelabuhan Beira pada Minggu, 21 September 2025, pukul 14.40 waktu setempat. Mereka akan segera kembali ke Indonesia melalui Bandara Internasional Mafalane Maputo pada Rabu, 24 September 2025.

Salah satu kru, Andarias Aris, mengonfirmasi bahwa dirinya dan delapan rekan lainnya dalam keadaan baik. Saat ini mereka berada di Kedutaan Besar Indonesia di Mozambik menunggu jadwal pulang. Mereka tiba di Mozambik pada 24 Oktober 2024 setelah berangkat dari Jakarta pada 7 Oktober 2024. Otoritas maritim setempat menahan dokumen dan ijazah mereka, menyebabkannya tak dapat turun dari kapal. Kapal Gas Falcon juga mengalami kerusakan setelah ditabrak kapal lain pada Rabu, 3 September.

Penyelesaian kasus ini membuktikan pentingnya dukungan diplomatik dalam melindungi warga negara di luar negeri. Semoga insiden seperti ini tidak terjadi lagi dan para pelaut dapat bekerja dalam kondisi yang aman dan adil.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan