Longsor Memporakan TPT di Jayamukti Leuwisari Tasikmalaya, Sebuah Rumah Warga Terancam

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tembok penahan tebing yang terletak di desa Jayamukti, kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya, runtuh akibat kejadian longsor yang terjadi pada Sabtu (20/9/2025). Kejadian ini terjadi setelah wilayah tersebut terendam hujan lebat sepanjang hari, yang membuat tanah di sekitar tembok menjadi longgar dan mudah ambruk.

Jembar Adisetya, ketua Forum Komunikasi TAGANA Tasikmalaya, menjelaskan bahwa hujan deras menjadi penyebab utama longsor di tembok penahan tebing tersebut. Menurutnya, curah hujan yang tinggi menyebabkan tanah menjadi tidak stabil.

Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, satu keluarga yang terdiri dari dua orang mengalami dampak langsung dari bencana tersebut. Jembar juga mengatakan bahwa kerugian yang terjadi hanya berupa kerusakan material akibat runtuhnya tembok penahan tebing.

Tim penanganan bencana, yang terdiri dari TAGANA, RPB, masyarakat, Forkopimcam, dan kepala desa Jayamukti, telah melakukan evaluasi di lokasi kejadian. “Perbaikan akan segera dilakukan, sedangkan bantuan darurat sudah disalurkan kepada warga yang terdampak,” katanya.

Ayatullah Romdoni, wakil ketua FK TAGANA Tasikmalaya, menegaskan bahwa kebutuhan segera warga terdampak telah dipenuhi. “Bantuan darurat telah diberikan untuk membantu warga memenuhi kebutuhan dasar mereka. Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mendukung proses pemulihan,” ujarnya.

Bencana alam seperti longsor tidak dapat dihindari, tetapi dengan penyediaan infrastruktur yang tepat dan perawatan rutin, risiko dapat dikurangi. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang siaga bencana juga penting untuk mencegah kerugian lebih besar. Dalam situasi seperti ini, solidaritas dan dukungan bersama menjadi kunci untuk membangun kembali dan memperkuat ketahanan wilayah terhadap bencana.

Studi kasus yang dilakukan di daerah lain menunjukkan bahwa pembangunan tembok penahan tebing dengan desain yang lebih tahan terhadap hujan lebat dan longsor dapat mengurangi kerusakan. Selain itu, pengawasan rutin terhadap kondisi tanah dan cuaca juga perlu untuk mencegah bencana serupa di masa depan.

Bencana alam seperti ini mengingatkan kita bahwa kesiapsiagaan dan kerjasama antar pemangku kepentingan adalah kunci utama dalam mengatasi dampak negatifnya. Dengan berbekal kemajuan teknologi dan pengetahuan, kita dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi tantangan alam yang tidak dapat diprediksi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan