Pertamina Membangun Teknologi Produksi Hidrogen Hijau di Indonesia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

PT Pertamina (Persero) Tbk, melalui anak perusahaannya PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), sedang mengembangkan teknologi Anion Exchange Membrane (AEM) Electrolyzer yang diintegrasikan dengan energi panas bumi. Teknologi ini digunakan untuk menghasilkan hidrogen hijau, yang merupakan sumber energi bersih. Langkah awal dalam program ini ditandai dengan pelaksanaan peletakan batu pertama (groundbreaking) untuk Proyek Pilot Green Hydrogen di Ulubelu, Lampung.

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menuturkan bahwa proyek ini merupakan upaya serius untuk membangun ekosistem hidrogen hijau secara lengkap, mulai dari produksi hingga pemanfaatan. Ini bertujuan untuk mendukung transisi menuju industri dengan emisi karbon yang lebih rendah. Julfi juga menyebutkan bahwa proyek ini bisa menjadi contoh untuk dikembangkan di wilayah kerja panas bumi lain di masa depan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, PGE meminta dukungan dari semua pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Investasi serta Hilirisasi/BKPM. Kehadiran Green Hydrogen Plant ini akan mengubah PGE menjadi perusahaan dengan rantai bisnis hijau yang terintegrasi, mulai dari produksi hingga pengolahan.

Fasilitas Green Hydrogen Plant ini juga memberikan kesempatan untuk mempercepat solusi off-grid untuk transportasi dan industri dengan karbon rendah. Di masa depan, PGE juga berencana untuk mengembangkan green ammonia dan green methanol sebagai solusi energi alternatif masa depan.

Selain itu, pengembangan proyek hidrogen hijau ini juga melibatkan kolaborasi dengan PT Toyota Manufacturing Indonesia dan Pertamina Energy Terminal, melalui penandatanganan perjanjian studi bersama.

Proyek Pilot Green Hydrogen Ulubelu ini merupakan inisiatif untuk menggunakan energi panas bumi sebagai sumber energi terbarukan dengan teknologi elektrolisis yang lebih efisien. Fasilitas ini dirancang untuk memproduksi hidrogen hijau hingga 100 kilogram per hari dengan tingkat efisiensi yang tinggi, yakni antara 82% hingga 88%.

Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina, menekankan bahwa perusahaan terus berinovasi dalam energi transisi untuk mengukuhkan ketahanan energi nasional. Energi panas bumi menjadi salah satu sumber energi yang berpotensi di Indonesia, dan Pertamina akan terus mengembangkan ekosistem energi bersih ini.

Pembangunan hidrogen hijau di Indonesia menunjukkan komitmen serius negara dalam transisi energi. Dengan dukungan teknologi dan kolaborasi yang kuat, proyek ini dapat menjadi contoh sukses untuk negara-negara lain yang ingin mengembangkan energi bersih. Keberhasilan ini juga mendorong pertumbuhan industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dengan demikian, upaya ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga mendukung perekonomian dan kemandirian energi di Indonesia. Semakin banyak proyek seperti ini yang dikembangkan, semakin dekat kita menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan