Penggunaan Bank Digital Meroket di Antara Generasi Z dan Milenial

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pola penggunaan layanan perbankan digital di Indonesia sedang mengalami pergeseran positif. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), pada November 2024, jumlah transaksi digital bank mengalami kenaikan sebesar 40,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Proyeksi untuk tahun 2025 menunjukkan pertumbuhan transaksi pembayaran digital sebesar 52,3 persen. Hingga Juli 2025, BI telah menyaksikan kenaikan transaksi pembayaran digital sekitar 45,3 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Urusan keamanan dan praktisitas dalam transaksi menjadi faktor utama yang mendorong masyarakat Indonesia menggunakan layanan bank digital. Data survei dari Ipsos Indonesia menunjukkan bahwa SeaBank menjadi aplikasi bank digital terpopuler, dinilai aman dan mudah digunakan oleh 47 persen responden. Di posisi berikutnya ada Bank Jago (30 persen) dan Neo Bank (27 persen).

Faktor lain yang membuat masyarakat lebih memilih bank digital adalah kemudahan dalam melakukan pembayaran melalui QRIS. Menurut survei, 48 persen responden merasa puas dengan layanan SeaBank, diikuti oleh Superbank (45 persen) dan Neo Bank (45 persen). Selain itu, layanan transfer antar-bank gratis juga menjadi daya tarik, dengan SeaBank dinilai 51 persen responden, sedangkan Superbank (48 persen) dan Neo Bank (42 persen). Kemudahan melakukan top-up untuk dompet digital juga menjadi poin penting, dengan SeaBank mendapat pujian dari 53 persen responden, diikuti Bank Jago (46 persen) dan Superbank (44 persen).

Kemudahan integrasi dengan aplikasi digital lainnya juga menjadi aspek penting, dengan SeaBank dinilai 53 persen responden, kemudian Bank Jago (45 persen), dan Allo Bank (41 persen).

Hansal Savla, Managing Director Ipsos Indonesia, menjelaskan, dalam kondisi ketidakpastian global dan peningkatan kesadaran konsumen, masyarakat semakin mencari layanan keuangan yang aman, transparan, dan efisien. Pilihan masyarakat pada bank digital dalam transaksi sehari-hari menandakan pentingnya kepercayaan dan praktisitas dalam transaksi digital.

Survei juga menunjukkan bahwa generasi Gen Z dan Milenial menjadi pengguna bank digital teraktif di Indonesia, dengan rata-rata melakukan aktivitas 1-10 kali setiap bulan. Jenis aktivitas utama meliputi transfer, top-up e-wallet, pembayaran QRIS, menabung, hingga pembayaran tagihan rutin.

Hasil survei ini membuktikan bahwa bank digital menjadi solusi praktis dalam mengelola keuangan sehari-hari dengan aman dan sesuai dengan kebutuhan generasi muda. Hansal menambahkan, bank digital tidak hanya tentang kemudahan transaksi, tetapi juga tentang membangun kepercayaan dan relevansi dengan kebutuhan masyarakat. Di masa depan, generasi muda akan memiliki peran penting dalam membentuk perkembangan ekosistem perbankan digital di Indonesia.

Pertumbuhan pesat perbankan digital di Indonesia tidak hanya ditandai oleh angka-angka yang menjanjikan, tetapi juga oleh transformasi perilaku konsumen. Generasi muda, yang terhubung dengan teknologi, terus mendorong inovasi dalam layanan keuangan. Dengan demikian, bank digital bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang kepercayaan dan adaptasi dengan kebutuhan yang selalu berubah. Masyarakat diharapkan dapat memperoleh manfaat maksimal dari layanan ini dalam mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien dan aman.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan