Penguatan Pariwisata dan Budaya Di Barus Sumatera Utara Didorong Kemenbud

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menggelar pertemuan penting dengan berbagai pihak terkait untuk membahas strategi pengembangan pariwisata dan kebudayaan di Barus, Sumatera Utara. Kegiatan ini dilaksanakan bersama Yayasan Pembangunan Masyarakat Sorkam dan tokoh-tokoh masyarakat dari Tapanuli Tengah hingga Sibolga.

Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon menegaskan bahwa kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, komunitas, dan lembaga terkait menjadi kunci untuk mengembangkan potensi kebudayaan di Barus. Dia juga menekankan pentingnya situs sejarah seperti Situs Bongal untuk terus diteliti dan dijadikan sebagai sumber pengetahuan serta daya tarik wisata.

“Kami sangat mendukung ini. Tapanuli Tengah memiliki kepentingan historis yang besar, seperti situs Bongal. Ada banyak tindakan yang bisa kita lakukan bersama, yang melibatkan berbagai pihak,” kata Fadli dalam pernyataan tertulis, Sabtu (20/9/2025).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, termasuk perwakilan Sekolah Tinggi Agama Islam Barus, Ketua Umum Yayasan Maju Tapian Nauli, dan beberapa organisasi lainnya. Ikhwan Mansyur Situmeang sebagai DPP Gaberna Tapteng-Sibolga membahas isu penting, termasuk penetapan Tugu Titik Nol Peradaban Islam di Barus dan rencana pengembangan Barus sebagai destinasi wisata religi.

Selain itu, para pimpinan yayasan juga mengajukan permohonan untuk mengangkat beberapa kompleks makam di Barus menjadi Cagar Budaya nasional. YAPEMAS juga mengemukakan tentang pembangunan Museum Barus Raya, yang saat ini menyimpan sekitar 60.000 artefak, serta perluasan pengelolaan rumah adat etnis Pasisi.

Menanggapi hal ini, Fadli Zon menyalurkan dukungan terhadap manajemen lebih terpadu oleh Kementerian Kebudayaan, seperti yang telah dilakukan pada beberapa museum lainnya. Dia juga menyambut baik rencana pengembangan Barus sebagai kawasan wisata religi, dengan menegaskan bahwa pariwisata harus seiring dengan pelestarian kebudayaan.

“Pembangunan museum dapat ditangani langsung oleh Kementerian Kebudayaan bersama Balai Pelestarian Kebudayaan. Yayasan dapat berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dan jika diserahkan kepada kami, kami akan menindaklanjutinya,” ujar Fadli.

Dalam penutup pertemuan, Fadli berharap bahwa audiensi ini dapat membuka peluang kerjasama yang konkret dalam memajukan kebudayaan Tapanuli Tengah, terutama Barus. “Harapan kami, ada hasil nyata yang sejajar dengan koridor Kementerian Kebudayaan,” tutupnya.

Beberapa pejabat juga ikut hadir, seperti Staf Ahli Menteri bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan, Masyitoh Annisa Ramadhani, dan Direktur Warisan Budaya, I Made Dharma Suteja.

Barus, dengan warisan budayanya yang kaya, memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu tujuan wisata unggulan. Dukan pelestarian dan pengembangan situs-situs sejarah ini, kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait menjadi kunci. Duka dinikmati dan diapresiasikan oleh generasi mendatang, Barus perlu mendapat perhatian yang lebih besar.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan