Pomdam Jaya telah menunjuk dua anggota Kopassus, yaitu Serka N dan Kopda FH, sebagai tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan seorang kacab bank bernama M Ilham Pradipta (37). TNI Angkatan Darat telah menjamin bahwa proses peradilan akan diselenggarakan dengan terbuka.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, memberikan keterangan bahwa keduanya masih dalam tahap pemeriksaan sebagai tersangka. “Kini, kedua individu tersebut sedang diperiksa sebagai tersangka,” ujarnya di Monas, Jakarta, pada Sabtu (20/9/2025).
Wahyu juga menjelaskan bahwa dalam tahap awal pemeriksaan, pihak yang berwenang telah memeriksa atasan kedua tersangka. Hal ini karena saat kejadian, kedua tersangka telah meninggalkan satuan mereka. “Karena keduanya telah meninggalkan satuan, maka komandan atau atasan mereka dalam tingkatan tertentu diminta untuk memberikan keterangan,” kata Wahyu.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, tanggung jawabਗ已经转移到 individu tersebut sendiri. ” Sekarang, setelah ditetapkan sebagai tersangka, tanggung jawab sudah menjadi tanggung jawab pribadi mereka,” tambahnya.
Menurut Wahyu, setelah selesai proses pemeriksaan, tersangka akan diserahkan kepada auditor. Setelah semua berkas perkaranya lengkap, mereka dan barang bukti akan diujikan di pengadilan militer. “Nanti, auditor akan memiliki waktu dua minggu untuk menilai berkas tersebut. Jika ada kekurangan, dokumen akan dikembalikan. Jika sudah lengkap, auditor akan menyerahkan kasus ke pengadilan militer,” jelasnya.
Walaupun belum menjelaskan secara detail pasal yang digunakan, Wahyu memastikan bahwa proses peradilan akan berlangsung terbuka. “Sekarang tahapannya masih pemeriksaan sebagai tersangka, untuk melengkapi berkas sebelum diserahkan ke auditor,” ucapnya. “Sidang di pengadilan militer akan diadakan secara terbuka,” pastikan Wahyu.
Sebelumnya, Kolonel CPM Donny Agus, Danpomdam Jaya, mengungkap peran kedua tersangka. Serka N diduga menjadi perantara antara tersangka JP, yang merupakan otak penculikan, dengan Kopda FH. N menawarkan ‘pekerjaan’ kepada FH dengan imbalan uang. Selain itu, N juga memastikan partisipasi FH dalam penculikan, memegang korban agar tidak memberontak, dan mengambil alih kendali mobil Fortuner tempat korban berada. Mereka bergerak ke area persawahan di Bekasi, Jawa Barat, di mana kerongkongan dan JP membuang tubuh korban yang sudah pingsan pada Rabu (20/8).
Dalam rangkaian kasus ini, Kolonel Donny juga menjelaskan peran Kopda FH. Dia menerima Rp 95 juta untuk operasional penculikan. FH juga mencari tim untuk menyandera Ilham dan menyampaikan informasi ke lima orang penculik tentang keberadaan Ilham pada Rabu (20/8). Setelah Ilham dibawa ke mobil, FH menghubungi tersangka otak penculikan, JP, dan mereka bertemu untuk menyerahkan korban.
Sekarang, Polda Metro Jaya telah menangkap 15 tersangka, sementara dua prajurit Kopassus masih dalam proses pemeriksaan oleh Pomdam Jaya. Polisi masih mencari pelaku lainnya dengan inisial EG. Mayat Ilham Pradipta ditemukan di semak-semak Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8), dengan wajah, kaki, dan tangan terikat lakban hitam.
Menurut data terbaru, kasus penculikan dan pembunuhan ini telah menarik perhatian umum karena keterlibatan anggota militer. Analisis menunjukkan bahwa kasus ini mengungkap kerentanan dalam sistem keamanan internal militer. Studi kasus menunjukkan bahwa kolaborasi antara anggota militer dan pihak lain dalam kegiatan kejahatan dapat memperparah dampak kasus, seperti yang terjadi dalam hal ini.
Ilham Pradipta ditemukan tewas di wilayah yang terpencil, menunjukkan tingkat kekejamannya. Keberadaan anggota militer dalam kasus ini juga mengangkat pertanyaan tentang kontrol dan tanggung jawab dalam lingkungan militer. Kejadian ini mengingatkan pada pentingnya pengawasan yang ketat dan reformasi dalam sistem keamanan untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Kasus ini tidak hanya menimbulkan kebingungan masyarakat, tetapi juga menuntut tindakan tegas dari pihak berwenang. Jumlah tersangka yang signifikan dan keterlibatan anggota militer menunjukkan kompleksitas kasus ini. Dalam menghadapi tantangan ini, penting untuk menjaga transparansi dan keadilan dalam proses peradilan, sehingga masyarakat dapat memperoleh keadilan yang sebenarnya.
Dari kejadian ini, kita dapat mempelajari bahwa keamanan dan keadilan adalah nilai-nilai yang harus diutamakan. Kasus seperti ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya etika dan tanggung jawab dalam setiap keputusan yang diambil. Dalam menghadapi tantangan, semangat kerja sama dan kejujuran harus menjadi fondasi dalam pembangunan masyarakat yang lebih adil dan aman.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.