Pengawasan Parkir di Pusat Kota Tasikmalaya Dikenakan Melalui Sistem CCTV untuk Mencegah Kebocoran PAD

Untuk menekan kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemkot Tasikmalaya mengembangkan digitalisasi sebagai salah satu strategi utama. Salah satu upaya konkretnya adalah optimalisasi pendapatan dari retribusi parkir yang diurus oleh Dinas Perhubungan.

Pada saat ini, tim dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) serta Dinas Perhubungan (Dishub) sedang melakukan survei di daerah Jalan HZ Mustofa dan Cihideung. Wilayah parkir pusat kota Tasikmalaya ini akan menjadi area pilot proyek sebelumnya untuk pengujian sistem monitoring parkir.

Arief R Budiman, tim pengembang digitalisasi PAD Diskominfo, menuturkan bahwa uji coba akan dilakukan di lima titik, termasuk di depan Plaza Asia. “Dengan memonitor parkir, kita bisa menganalisa jumlah kendaraan yang parkir, sehingga dapat diestimasi potensinya dengan lebih akurat,” katanya dalam wawancara, Jumat (19/9/2025).

Sistem yang dikembangkan akan diintegrasikan dengan pemasangan CCTV dan jaringan yang sudah ada. Seperti yang dijelaskan, sebelumnya perhitungan potensi parkir hanya didasarkan pada asumsi dan penilaian sendiri dari para jukir. “Tahap percobaan hingga Desember ini, kita pasang jaringan terlebih dahulu, kemudian coba-coba, baru kemudian terlihat potensinya,” ucapnya.

Arief mengungkapkan kepercayaan bahwa sistem ini akan efektif mengurangi kebocoran PAD, khususnya dari retribusi parkir. Jika ada keluhan dari jukir atau kolektor, data yang tercatat dapat menjadi bukti yang sah. “Rentang rata-rata saat ramai atau sepi bisa teramati. Jadi hasilnya lebih objektif,” tambahnya.

CCTV yang digunakan pada tahap awal memanfaatkan peralatan stok Diskominfo. Hal ini berarti tidak ada pengadaan baru yang memerlukan biaya tambahan. “Kita optimalkan dulu yang ada, sambil memastikan sistem jaringan berjalan,” jelasnya.

Digitalisasi PAD sebelumnya telah diuji coba di sektor retribusi pasar oleh Dinas KUMKM Perindag. Hasilnya, di Pasar Cikurubuk telah terlihat bahwa petugas pemungut menjadi lebih terukur. “Harapannya upaya ini bisa mendorong peningkatan PAD yang ada,” ungkap Arief.

Masa depan, seluruh data retribusi akan terintegrasi dalam satu dashboard yang dapat diakses langsung oleh pimpinan daerah. “Retribusi pasar berapa, parkir berapa, kebersihan berapa, semua akan terlihat. Saat ini, kolaborasi Diskominfo dan Bapenda sudah berjalan. Yang lain akan dilakukan secara bertahap,” katanya.

Pelaksanaan digitalisasi di Tasikmalaya menunjukkan komitmen serius dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi pendapatan daerah. Dengan pengintegrasian teknologi seperti CCTV dan sistem monitoring, pemerintah tidak hanya dapat mengoptimalkan pendapatan, tetapi juga memastikan kelancaran dan keadilan dalam pengumpulan retribusi. Inovasi ini juga terlihat dari pendekatan gradual, memanfaatkan sumber daya yang ada sebelum beralih ke pengadaan baru. Hasil positif dari uji coba di Pasar Cikurubuk menjadi bukti bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk memperbaiki manajemen keuangan daerah. Dengan demikian, Tasikmalaya dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam melaksanakan transformasi digital yang bermakna.

Kota Tasikmalaya telah menunjukkan langkah maju dengan mengadopsi digitalisasi untuk mengoptimalkan pendapatan daerah. Dengan integrasi teknologi seperti CCTV dan sistem monitoring, kota ini tidak hanya bertujuan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan retribusi, tetapi juga mendukung transparansi dan keadilan dalam pengumpulan pendapatan. Pendekatan ini, yang memanfaatkan sumber daya yang ada sebelum melibatkan investasi baru, menunjukkan kepedulian terhadap pengelolaan keuangan yang bijak. Hasil uji coba di Pasar Cikurubuk menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk meningkatkan PAD. Dengan demikian, Tasikmalaya dapat menjadi teladan bagi kota-kota lain dalam mengembangkan strategi digitalisasi yang berdampak nyata.

Baca juga Berita lainnya di News Page