Demo Luar Biasa di Prancis dan AS Menimbulkan Ketakutan di Kalangan Warga

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Otoritas Amerika Serikat telah mengeluarkan peringatan keamanan terkait unjuk rasa besar-besaran yang sedang berlangsung di Prancis. Demonstrasi yang meluas ini merupakan protes terhadap keputusan Pemerintah Presiden Emmanuel Macron untuk mengurangi anggaran negara.

Menurut laporan Newsweek pada 19 September 2025, pemerintah AS memperingatkan kemungkinan terjadi konflik kekerasan selama aksi protes yang telah berjalan sejak hari Kamis, 18 September waktu setempat. Kedutaan Besar AS di Prancis dan Departemen Luar Negeri mengingatkan bahwa mogok kerja dan unjuk rasa mencakup seluruh wilayah Prancis, dengan dampak signifikan pada transportasi umum, terutama di wilayah metropolitan Paris. Beberapa sekolah juga ditutup sebagai tindak lanjut.

Dalam pernyataan lebih lanjut, diungkapkan bahwa pengemudi mungkin dihambat oleh pemblokiran jalan, dan gangguan transportasi lainnya seperti penerbangan, kereta api, serta layanan taksi tidak dapat dihindari. Ada pula risiko bentrokan kekerasan antara demonstran dengan aparat keamanan Prancis. Oleh karena itu, warga Amerika Serikat di Prancis dianjurkan untuk menjauh dari lokasi unjuk rasa dan selalu memperbarui informasi dari pihak berwenang atau media lokal.

Aksi protes ini melibatkan ratusan ribu orang dan melipot seluruh Prancis. Demonstran menuntut pembatalan rencana pemangkuan anggaran oleh pemerintah, yang dianggap akan memperberat beban para pekerja bergaji rendah dan kelas menengah. Unjuk rasa tersebut juga memuat kritik terhadap kenaikan kemiskinan dan ketimpangan sosial yang semakin parah.

Kepolisian Prancis telah mendesak sejumlah personel untuk memonitor dan mempertahankan ketertiban. Namun, aksi protes yang berlangsung Kamis 18 September mengalami kegagalan, terutama pada saat pemblokiran sebuah depot bus di pagi hari, di mana polisi menggunakan gas air mata untuk mengendalikan kerumunan.

Bentrokan antara polisi dan demonstran dilaporkan terjadi di berbagai kota, termasuk Paris, Nantes, dan Lyon. Unjuk rasa ini menekankan keluhan masyarakat terhadap peningkatan kemiskinan, ketimpangan ekonomi, dan upaya pemerintah untuk mengurangi anggaran sosial. Serikat pekerja mendesak pembatalan pengurangan anggaran, pembekuan jaminan sosial, dan penghematan lainnya yang diyakini akan mempengaruhi pekerja bergaji rendah dan kelas menengah.

Kalangan sayap kiri menuntut agar orang kaya dan pengusaha memberikan kontribusi pajak lebih banyak sebagai solusi untuk mengurangi utang negara. Menurut laporan Kementerian Dalam Negeri Prancis, sekitar 94 orang telah ditangkap terkait dengan demonstrasi ini.

Dari sikap demonstrasi yang semakin kuat, terlihat betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah. Aksi kolektif seperti ini bukan hanya tentang mengungkapkan kekecewaan, tetapi juga tentang menciptakan kesadaran bersama untuk perubahan yang lebih adil dan inklusif.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan