Polisi Prancis Menembak Mati Pria Bersenjata Parang Yang Diduga Ancam Anak TK

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Petugas kepolisian di Prancis telah menembak seorang pria yang membawa parang di dekat sebuah sekolah di kota La Seyne-sur-Mer, tempat yang terletak di bagian tenggara negara tersebut. Menurut jaksa penuntut umum, pria tersebut diduga telah mengancam anak-anak sebelum insiden terjadi.

Sumber dari AFP melaporkan pada Jumat, 19 September 2025, bahwa pria yang terlibat menolak untuk patuh dengan perintah polisi dan justru bergerak mendekati petugas keamanan. Awalnya, polisi mencoba mengendalikan situasi dengan menggunakan senjata kejut listrik, namun setelah upaya tersebut tidak berhasil, mereka melepaskan enam tembakan ke arah pria tersebut. Samuel Finielz, jaksa penuntut umum, menjelaskan bahwa polisi telah menembak bagian tubuh bawah pria tersebut, tetapi ia meninggal di tempat kejadian akibat luka yang serious. Kejadian ini terjadi beberapa menit sebelum pukul 17.00 waktu setempat, di dekat sebuah taman kanak-kanak, menurut informasi dari sumber kepolisian.

Menurut Finielz, “terlihat seperti anak-anak tersebut mendapat ancaman,” dan dengan demikian, tidak ada korban lain yang terluka dalam insiden ini. Polisi yang tiba di lokasi kejadian melihat pria tersebut membawa parang dengan bilah yang panjang sekitar beberapa puluh sentimeter. Pihak berwenang memerintahkan pria tersebut untuk menurunkan senjatanya ke tanah, tetapi perintah tersebut tidak dilakukan.

Insiden ini terjadi saat ratusan ribu warga Prancis turun ke jalanan sebagai unjukan protes atas kebijakan penghematan yang diambil oleh pemerintah. Dalam beberapa tahun terakhir, otoritas Prancis telah mengalami tekanan yang tinggi untuk menangani kasus kejahatan yang terjadi di sekitar sekolah, terutama setelah beberapa serangan dengan senjata tajam yang menargetkan guru dan murid.

Di era modern ini, keamanan di tempat-tempat umum, terutama di sekitar sekolah, menjadi prioritas utama bagi pemerintah. Studi terkini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan keamanan yang lebih ketat, seperti pengawasan lebih intensif dan penggunaan teknologi pengawasan, dapat membantu mencegah insiden serupa. Namun, penting juga untuk mempertimbangkan dampak psikososial terhadap masyarakat, termasuk bagaimana para siswa dan guru merespons ancaman keamanan di sekolah.

Kasus ini mengingatkan kita tentang pentingnya kolaborasi antara pemerintah, polisi, dan masyarakat dalam mencegah kegiatan kriminal yang berpotensi mengancam kehidupan warga, terutama anak-anak. Dengan adanya kerjasama yang erat, dianjurkan upaya pencegahan dan penyelesaian masalah keamanan dapat dilakukan dengan lebih efektif.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan