Peningkatan Impor Tapioka Menurunkan Harga Singkong Petani

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah telah mengambil keputusan untuk mengebek impor tapioka sebagai upaya guna memecahkan masalah penurunan harga ubi kayu yang dialami petani. Langkah ini diambil setelah harga bahan baku tersebut anjlok dan sulit terjual ke industri dalam negeri.

Pada Rabu (17/9/2025), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memimpin Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) di Kantor Kemenko Perekonomian. Dalam pertemuan tersebut, hadir berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, petani Lampung dari tujuh kabupaten, hingga pengusaha besar.

Petani menghadapi kesulitan karena harga jual ubi kayu sangat rendah, yakni sekitar Rp 600-700 per kilogram, padahal biaya produksi mencapai Rp 740 per kilogram. Ubi kayu ini merupakan bahan utama dalam pembuatan tepung tapioka yang digunakan oleh industri.

Airlangga Hartarto menyatakan, “Pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung petani dalam menyelesaikan masalah ubi kayu dan menjaga industri tepung tapioka serta industri turunannya yang menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi di Lampung.” Pernyataan ini disampaikan pada Kamis (18/9/2025).

Permasalahan yang dihadapi tidak hanya berdampak pada petani, tetapi juga pada industri hulu (pabrik tepung tapioka) dan industri hilir (seperti makanan, minuman, dan kertas). “Kerugian besar dialami baik oleh petani (penyedia ubi kayu) maupun pihak industri hulu (produsen tepung tapioka),” kata dia.

Awalnya, masalah diyakini terkait dengan industri hilir yang lebih memilih tepung tapioka impor dari Thailand dan Vietnam daripada membeli dari produsen dalam negeri. Namun, setelah analisis data impor dari BPS dan Bea Cukai, ternyata hanya terjadi peningkatan impor sebesar 300 ribu ton pada 2024, atau sekitar 22% dari total kebutuhan bahan baku tepung tapioka (1.320 ribu ton) di industri hilir. “Dengan demikian, masalah utama tidak langsung terkait dengan industri hilir,” ucapnya.

Industri tepung tapioka di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang, terutama dengan dukungan dari pemerintah dalam mendorong pengembangan industri lokal. Keputusan untuk mengebek impor dapat menjadi langkah penting untuk melindungi para petani dan mendorong industrialisasi yang lebih berkelanjutan di dalam negeri.

Peningkatan harga ubi kayu akan memberikan manfaat langsung kepada petani, sementara pembatasan impor dapat mendorong industri dalam negeri untuk lebih mengandalkan bahan baku lokal. Dengan demikian, langkah ini bukan hanya sebagai solusi jangka pendek, tetapi juga sebagai upaya untuk memastikan kestabilan ekonomi petani dan industri di masa depan.

Industri tepung tapioka tidak hanya berdampak pada sektor pertanian, tetapi juga pada berbagai industri hilir yang bergantung pada bahan baku ini. Oleh karena itu, upaya untuk memastikan stabilitas pasokan dan harga ubi kayu sangat krusial. Dengan kolaborasi antara pemerintah, petani, dan industri, solusi yang berkelanjutan dapat dicapai, sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah produsen utama seperti Lampung.

Pemerintah akan terus memantau dan memberikan dukungan agar industri tepung tapioka terus berkembang, sambil menjaga keseimbangan antara kepentingan petani dan industri. Dengan cara ini, sektor pertanian dan industri dalam negeri dapat menjadi lebih kuat dan kompetitif di pasar global.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan