Peningkatan Harga Kedelai Lokal Memaksa Intervensi Pemerintah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di tingkat petani, harga kedelai biji kering lokal sedang mengalami penurunan yang terbilang signifikan. Menurut data yang disajikan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), saat ini harga kedelai berfluktuasi sekitar Rp 9.006 per kilogram. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 16,42% dibandingkan dengan Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen yang ditetapkan pada Rp 10.775 per kilogram. Untuk mengatasi masalah ini, Bapanas telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha swasta, dan berbagai asosiasi terkait. Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapanas, telah mengeluarkan perintah agar pemda dan pengusaha segera melakukan pembelian kedelai dari petani sesuai dengan HAP yang telah ditetapkan.

Petani kedelai di berbagai wilayah, termasuk di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, memerlukan bantuan yang signifikan, terutama saat harga sedang menurun seperti saat ini. Jawa Tengah sendiri merupakan salah satu sentra produksi kedelai terbesar di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2022, provinsi tersebut menghasilkan sekitar 62 ribu ton kedelai dalam setahun, sedangkan Jawa Timur mengalahkannya dengan produksi mencapai 69,6 ribu ton.

Badan Pangan Nasional telah berinovasi sejak awal bulan September dengan menggalakan kerja sama yang erat antara pemerintah daerah, pelaku usaha swasta, dan asosiasi terkait. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua proses berjalan dengan lancar. Proyeksi produksi kedelai nasional pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 67,1 ribu ton, sedangkan kebutuhan konsumsi nasional selama satu tahun sekitar 2,6 juta ton. Panen raya diharapkan akan dimulai pada bulan September hingga November, dengan produksi masing-masing bulan di kisaran 7,1 ribu ton, 18,9 ribu ton, dan 6,7 ribu ton.

Untuk memastikan pasokan kedelai lokal dapat diserap secara optimal, Arief menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha. Di Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Pati, target absorpsi produksi kedelai setidaknya mencapai 100 ton sebelum akhir September. NFA juga mendukung melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), yang menanggung biaya transportasi ke daerah pengrajin produk turunan kedelai. Dukungan pemerintah daerah terhadap petani lokal juga menjadi kunci sukses dalam upaya ini.

Program FDP yang ditawarkan oleh Bapanas membantu petani dengan menanggung beban biaya distribusi ke luar daerah, sementara pemerintah daerah juga ikut berperan dengan menyerap dan mengembangkan Cadangan Kedelai Pemerintah Daerah di Jawa Tengah. Arief mengucapkan terima kasih kepada pelaku usaha swasta dan asosiasi yang telah berpartisipasi, seperti PT FKS Multi Agro, PT Gerbang Cahaya Utama, PT Putra Permata Pasifik, Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (GAKOPTINDO), Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (AKINDO), Paguyuban Pengrajin Tahu Jawa Barat, dan Perkumpulan Penyalur Kedelai Nusantara. Semua pihak berkomitmen untuk terus meningkatkan absorpsi kedelai domestik di Kabupaten Pati, terutama saat panen masih terus bertambah.

Upaya yang dilakukan oleh pihak pemerintah, swasta, dan asosiasi ini memang penting untuk menjamin kestabilan pasar kedelai nasional. Ketika semua pihak bekerjasama dengan baik, petani dan industri dalam negeri dapat berkembang dan berkontribusi pada visi swasembada pangan. Dalam dunia usaha, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempromosikan produk kedelai lokal adalah dengan mengembangkan produk turunan seperti tempe dan tahu. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan nilai tambah, tetapi juga mendukung perekonomian petani. Di sisi lain, konsumen juga memiliki peran penting dalam mendukung produk kedelai lokal. Dengan memilih produk tempe dan tahu yang menggunakan bahan baku lokal, konsumen dapat turut berperan dalam mendukung perekonomian petani dan industri dalam negeri.

Salah satu studi kasus yang berhasil adalah program “Tempe dan Tahu Berkualitas” di Jawa Tengah. Program ini tidak hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga mendorong peningkatan produksi kedelai lokal. Dengan adanya dukungan pemerintah dan kerjasama antara pelaku usaha, program ini berhasil mencapai target produksi dan meningkatkan pendapatan petani. Hal ini menunjukkan bahwa dengan gairah dan kerja sama yang kuat, industri kedelai nasional dapat maju dan berkembang.

Dengan demikian, penting bagi semua pihak untuk terus berjuang dan bekerja sama dalam mendukung industri kedelai lokal. Hanya dengan kerja keras dan sinergi yang erat, Indonesia dapat mencapai visi swasembada pangan dan menjamin kestabilan pasokan kedelai nasional. Mari kita dukung dan beli produk kedelai lokal untuk mendukung petani dan industri dalam negeri.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan