"Pemutusan Hubungan Diplomatik Negara Arab dan Muslim Akibatkan Kerugian Strategis bagi Israel"

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemimpin-pemimpin dari negara-negara Arab dan Islam sedang mempertimbangkan untuk memutus hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel. Langkah ini diambil sebagai tanggapan terhadap serangan Israel yang merenggut nyawa di Doha, Qatar. Pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, menyoroti beberapa consekuensi yang akan dialami oleh Israel jika negara-negara tersebut mengikuti seruan itu.

Menurut Rezasyah, Israel akan mengalami isolasi yang semakin mencolok di wilayah sekitarnya. Kondisi ini dapat menyebar ke berbagai penjuru dunia. Selain itu, Israel akan ditandai sebagai negara yang berbahaya dan mengancam stabilitas global, sehingga negara-negara lain akan lebih berhati-hati berinteraksi dengan entitas tersebut.

Dampak yang lebih lanjut dirasakan pada sektor pariwisata. Rezasyah memprediksi industri pariwisata Israel akan hancur, menyebabkan warga Israel merasa tidak aman di luar negeri. Kemudian, pemutusan hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab akan memengaruhi sektor perdagangan. Transaksi akan terbatas dan harus dilalui melalui pihak ketiga, yang pastinya akan mengekspos harga barang menjadi lebih mahal.

Kenaikan harga ini dapat memicu kerusuhan sosial. Selain itu, banyak perjanjian bilateral yang mungkin dibatalkan secara sepihak oleh negara mitra Israel. Untuk memulihkan citranya yang sudah terbuang, Israel membutuhkan upaya besar. Ini termasuk menghadapi tekanan dari negara dan kelompok yang mengkritik negara-negara yang memberikan hak kewarganegaraan ganda kepada warga Israel.

Para pemimpin Arab dan Islam mengajukan seruan tersebut dalam pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam di Doha, Senin (15/9) waktu setempat. Pertemuan yang dihadiri hampir 60 negara ini diinisiasi setelah Israel melancarkan serangan terhadap Hamas di Doha saat perundingan gencatan senjata berlangsung. Pernyataan bersama hasil pertemuan itu mendorong semua negara untuk mengambil langkah hukum dan efektif untuk mencegah tindakan Israel terhadap rakyat Palestina, termasuk meninjau kembali hubungan diplomatik dan ekonomi serta memulai proses hukum terhadap Israel.

Negara-negara Arab dan Islam saat ini sedang mempertimbangkan untuk memutuskan ikatan diplomatik dan ekonomi dengan Israel. Langkah ini diambil tanggapan terhadap serangan brutal yang dilakukan oleh Israel di Doha, Qatar. Ahli hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, menyebutkan beberapa konsekuensi yang akan dilalui oleh Israel jika seruan tersebut dilaksanakan.

Menurut Rezasyah, Israel akan mengalami isolasi yang semakin mencolok di wilayah sekitarnya. Kondisi ini dapat menyebar ke berbagai penjuru dunia. Selain itu, Israel akan ditandai sebagai negara yang berbahaya dan mengancam stabilitas global, sehingga negara-negara lain akan lebih berhati-hati berinteraksi dengan entitas tersebut.

Dampak yang lebih lanjut dirasakan pada sektor pariwisata. Rezasyah memprediksi industri pariwisata Israel akan hancur, menyebabkan warga Israel merasa tidak aman di luar negeri. Kemudian, pemutusan hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab akan memengaruhi sektor perdagangan. Transaksi akan terbatas dan harus dilalui melalui pihak ketiga, yang pastinya akan mengekspos harga barang menjadi lebih mahal.

Kenaikan harga ini dapat memicu kerusuhan sosial. Selain itu, banyak perjanjian bilateral yang mungkin dibatalkan secara sepihak oleh negara mitra Israel. Untuk memulihkan citranya yang sudah terbuang, Israel membutuhkan upaya besar. Ini termasuk menghadapi tekanan dari negara dan kelompok yang mengkritik negara-negara yang memberikan hak kewarganegaraan gandanya kepada warga Israel.

Para pemimpin Arab dan Islam mengajukan seruan tersebut dalam pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam di Doha, Senin (15/9) waktu setempat. Pertemuan yang dihadiri hampir 60 negara ini diinisiasi setelah Israel melancarkan serangan terhadap Hamas di Doha saat perundingan gencatan senjata berlangsung. Pernyataan bersama hasil pertemuan itu mendorong semua negara untuk mengambil langkah hukum dan efektif untuk mencegah tindakan Israel terhadap rakyat Palestina, termasuk meninjau kembali hubungan diplomatik dan ekonomi serta memulai proses hukum terhadap Israel.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa isolasi diplomatik dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi Israel. Selain itu, studi kasus dari situasi serupa di negara lain menunjukkan bahwa industri pariwisata sangat rentan terhadap perubahan politik.

Analisis unik dan simplifikasi: Isolasi yang dialami oleh Israel tidak hanya akan memengaruhi sektor ekonomi, tetapi juga kesejahteraan warga negara. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya diplomasi dalam mempertahankan stabilitas regional dan global. Pemutusan hubungan diplomatik oleh negara-negara Arab dan Islam akan memaksa Israel untuk melakukan perubahan yang lebih fundamental, baik dalam kebijakan luar negeri maupun dalam penanganan konflik internal.

Kesimpulan: Langkah yang diambil oleh negara-negara Arab dan Islam terhadap Israel bukan hanya tentang politik, tetapi juga tentang prinsip dan keadilan. Meskipun tantangan akan sulit, ini adalah kesempatan bagi negara-negara tersebut untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap perdamaian dan hak asasi manusia.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan