WNI Di Australia Diminta Waspada dengan Imbauan dari KBRI

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Demonstrasi telah terjadi di berbagai wilayah di Australia, dengan peserta mengungkapkan tuntutan yang beragam. Menurut laporan dari ABC, pada Sabtu (13/9/2025), ribuan orang di seluruh Australia melakukan unjuk rasa di jalanan ibu kota masing-masing. Aksi demonstrasi tersebut diinisiasi oleh berbagai kelompok masyarakat, termasuk yang menuntut kedaulatan pribumi, menolak rasisme, dan menentang pandangan anti-imigrasi.

Di Melbourne, kelompok demonstrasi yang memegang bendera Aborigin dan Palestina berkumpul di Stasiun Flinders Street di daerah CBD. Sementara itu, kelompok lain yang berhaluan anti-pemerintah dan anti-imigrasi menggelar aksi di tangga Gedung Parlemen, membawa bendera Australia dan menyampaikan kritik terhadap korupsi pemerintah serta kebijakan energi terbarukan.

Dalam demonstrasi yang sama, seorang pembicara meminta keadilan bagi buronan tersangka penembak Dezi Freeman, yang masih dalam pencarian setelah dituduh menembak dua petugas polisi. Polisi mendirikan barikade untuk memisahkan kedua kelompok demo, tetapi terjadilah bentrokan dengan demonstran pro-kedaulatan pribumi. Beberapa peserta demo dibawa polisi setelah seorang individu diduga disemprot cabai. Pihak berwenang kemudian menambah personel keamanan di berbagai kota dan memisahkan kelompok-kelompok demonstran di Melbourne.

Di New South Wales, sekitar 3.000 orang berbaris melalui pusat kota Sydney sebagai bagian dari aksi Australia Bersatu Melawan Korupsi Pemerintah. Kehadiran polisi yang banyak memaksa penutupan beberapa jalan di sekitar Balai Kota dan Hyde Park Sydney. Selain itu, The Black Caucus, sebuah kelompok First Nations, mengorganisir unjuk rasa dengan sekitar 1.000 peserta di Sydney untuk menentang rasisme, fasisme, dan Neo-Nazi.

Demonstrasi juga terjadi di Queensland, Victoria, Tasmania, Perth, Darwin, dan Canberra, dengan peserta membawa spanduk dan kaus bertuliskan nama Charlie Kirk, tokoh konservatif AS yang baru saja meninggal. Di Adelaide dan Perth, para demonstran mengheningkan cipta untuk Kirk.

Sebelum aksi demo terjadi, KBRI Canberra telah mengimbau warga negara Indonesia (WNI) untuk tetap waspada. KBRI meminta warga untuk patuh aturan dan hati-hati ketika berada di sekitar lokasi demonstrasi.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa demonstrasi massal di Australia telah meningkat seiring dengan ketegangan sosial dan politik yang berkembang. Studi kasus yang dilakukan di Melbourne dan Sydney menunjukan bahwa aksi protes yang terkoordinasi antara kelompok-kelompok berbeda souventen mengakibatkan kekerasan dan kerusakan properti. Infografis yang ditampilkan memperlihatkan korelasi antara jumlah demonstrasi dan tingkat ketegangan di masyarakat.

Demonstrasi ini tidak hanya menampilkan ketegangan sosial dan politik, tetapi juga memperlihatkan daya adaptasi masyarakat dalam menuntut perubahan. Kenapa tidak mulai mengevaluasi bagaimana kita bisa berperan dalam membentuk masa depan yang lebih harmonis?

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan