Pemerintah Turunkan Harga Beras Khusus ke Rp 120 Ribu per Kilogram

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah Indonesia sedang mengkaji kembali peredaran beras khusus yang dijual di toko modern karena harga yang dianggap terlalu mahal. Saat ini, beras khusus bisa mencapai lebih dari Rp 120.000 per kilogram.

Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional, mengajak produsen untuk menyesuaikan harga beras khusus dengan yang wajar. Hal ini menjadi topik pembahasan dalam rapat yang diadakan di Jakarta, Jumat (12/9/2025).

“Pemerintah khawatir dengan harga beras khusus. Biaya produksi harus dipertimbangkan agar tidak terlalu tinggi. Kita harus menganalisis struktur biaya seperti beras reguler agar harga di produsen dan ritel tetap layak. Saya harapkan beras khusus dijual dengan harga rendah sehari-hari karena interaksinya dengan volume penjualan,” kata Arief, dilaporkan Minggu (14/9/2025).

Beras khusus meliputi jenis fortifikasi dan biofortifikasi. Arief mendorong produsen untuk mengungkapkan manfaat produk ini dibanding beras biasa, seperti kandungan zat besi atau seng yang lebih tinggi. Sementara itu, ritel modern diharapkan melakukan pemeriksaan laboratorium sebelum memasarkan produk beras khusus.

Dia juga mengajak produsen beras untuk memperoleh izin edar Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT), yang merupakan proses yang gratis dan cepat.

Selain itu, Arief meminta ritel modern menjaga stok beras premium dan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) agar tetap sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Harap stok beras premium tetap terisi. Jangan biarkan semua beralih ke beras khusus. Kita ada di sini untuk membantu masyarakat. Untuk beras SPHP, harap hitung kebutuhan yang tepat. Saya berharap mencapai 800 ribu ton sebelum tahun berakhir, dan ini harus terpenuhi,” ujarnya dengan tegas.

Arief juga menjelaskan bahwa penyebaran beras SPHP ke toko modern penting untuk menyempurnakan sistem distribusi, setelah sebelumnya fokus pada pasar tradisional.

Sampai 12 September, realisasi penyebaran beras SPHP sudah mencapai 356.600 ton atau 23,78% dari target 1,5 juta ton untuk tahun ini. Bulog bekerja sama dengan 5.231 toko di pasar rakyat dan 457 toko modern.

Dengan adanya distribusi beras SPHP ini, harga beras medium juga tercatat menurun. Berdasarkan data Panel Harga Pangan NFA per 12 September, harga rata-rata beras medium di Zona 1 adalah Rp 13.467/kg, 0,24% lebih rendah dari HET dan turun 0,33% dari minggu sebelumnya. Di Zona 2, harga beras medium mencapai Rp 14.090/kg, menurun 0,37% dari minggu lalu.

Telah dilakukan beberapa studi terkait penerapan beras fortifikasi di beberapa daerah, seperti di Jawa Timur, yang menunjukan peningkatan status gizi masyarakat. Hal ini mendukung kebijakan pemerintah dalam memastikan ketersediaan beras berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.

Kesimpulan dalam upaya ini menegaskan bahwa kerjasama antara pemerintah, produsen, dan ritel modern menjadi kunci sukses agar harga beras tetap stabil dan beras berkualitas tersedia untuk masyarakat. Inovasi dalam proizvodu beras khusus dan penyaluran beras SPHP memberikan efek positif pada ketersediaan pangan dan kebijakan pangan yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan