Korban Banjir Nagekeo NTT Kritis: Dapur Umum Jauh dan Pasokan Makanan Terhambat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pengungsian akibat banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, menghadapi kendala serius terkait akses ke dapur umum. Tempat ini terletak di Kantor Camat Mauponggo, sekitar tiga kilometer dari lokasi pengungsian. Adrianus Ngala, salah satu pengungsi, mengingatkan pada keterbatasan ini saat berbicara dengan detikBali pada hari Sabtu (13/9/2025).

Warga yang kehilangan rumah dan mengungsi ke rumah keluarga atau tetangga mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan makanan. Banyak di antaranya enggan mengambil jatah makanan dari dapur umum karena jarak yang terlalu jauh. Adrianus menjelaskan, “Jarak yang jauh membuat kami hanya bisa mengambil satu piring makanan. Aku sendiri tidak pergi ke dapur umum untuk mendapatkan makanan.”

Selain jarak, pelayanan dapur umum juga menjadi poin keberatan. Relawan yang datang dari luar daerah untuk mencari korban yang hanyut tidak mendapatkan makanan yang sudah siap. Adrianus mengungkapkan, “Kemarin pemuda setempat marah karena makanan untuk relawan belum dimasak ketika mereka menghampingi pencarian korban.”

Agustinus Pone, Kepala BPBD Nagekeo, menanggapi keluhan ini. Ia menjanjikan agar bantuan makanan akan diantarkan langsung ke tempat pengungsian menggunakan kendaraan. Rencananya, distribusi akan dimulai pada hari Sabtu (13/9).

Banjir di Nagekeo telah menyebabkan kerusakan parah dan kehilangan nyawa. Tiga orang tewas dan empat lainnya hilang. Situasi ini menuntut tanggung jawab bersama dari pemerintah dan masyarakat untuk memberikan bantuan yang lebih efisien dan humanis. Warga memerlukan dukungan yang lebih dekat dan ramah untuk memulihkan diri setelah bencana ini.

Kripa layanan makanan di dapur umum perlu segera ditingkatkan agar semua pengungsi mendapatkan bantuan yang layak. Hal ini tidak hanya mengurangi beban fisik mereka, tetapi juga mendukung proses pemulihan secara holistik. Bencana alam selalu menguji kesabaran dan solidaritas manusia. Dalam kasus ini, kerja sama antara pemerintah dan relawan menunjukkan pentingnya kolaborasi untuk memberikan bantuan yang tepat waktu dan efektif.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan