Efek Asupan Protein Berlebihan pada Tubuh dan Batasan yang Sehatnya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Protein adalah nutrisi esensial untuk kesehatan tubuh. Sel-sel tubuh memerlukannya untuk tumbuh dan berkembang, menjadikannya penting bagi anak, atlet, dan lansia. Namun, konsumsi protein dalam jumlah berlebihan pun tidak direkomendasikan. Pola makan yang terlalu berlebihan dengan protein, terutama dari sumber hewani berlemak, bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Studi menunjukkan bahwa asupan protein yang sangat tinggi terkait dengan risiko batu ginjal, penyakit jantung, dan kanker usus besar. Di sisi lain, protein nabati dianggap lebih aman dan bahkan memiliki efek pelindung.

Dalam waktu singkat, konsumsi protein yang berlebihan bisa menyebabkan sembelit, perut kembung, atau nyeri perut. Gejala ini menunjukkan bahwa sistem pencernaan mengalami kesulitan untuk memproses protein dalam jumlah besar.

Untuk mengetahui seberapa banyak protein yang dibutuhkan tubuh, Recommended Dietary Allowance (RDA) menetapkan angka sekitar 0,8 gram protein per kilogram berat badan. Jika seseorang berat badan 60 kg, kebutuhannya adalah sekitar 51 gram protein per hari. Porsi seperti yoghurt rendah lemak, sepotong dada ayam, atau sereal dengan susu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan ini. Ahli gizi di Houston Methodist menegaskan bahwa sebagian besar orang dewasa sehat tidak memerlukan lebih dari itu, bahkan bagi atlet.

Pedoman gizi Amerika Serikat menyarankan 10-35% kalori harian berasal dari protein. Pilihan protein yang baik adalah ikan salmon, kacang-kacangan, dan yoghurt, karena mengandung lemak jenuh yang rendah dibandingkan daging merah dan olahan daging.

Batasan protein yang aman untuk orang dengan berat normal adalah 2 gram per kg berat badan per hari. Untuk seseorang yang berat badan 60 kg, batasnya sekitar 125 gram. Meskipun demikian, sebagian besar orang sulit mencapai angka ini tanpa suplemen atau makanan protein dalam jumlah besar.

Menurut penelitian terbaru, protein nabati yang dikombinasikan dengan pola makan seimbang dapat menurunkan risiko penyakit metabolik hingga 30% dibandingkan dengan protein hewani. Studi ini menunjukkan bahwa konsumsi kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau secara teratur membantu menjaga kesehatan jantung dan metabolisme.

Berbagai studi kasus menunjukkan bahwa atlet yang mengganti sebagian protein hewani dengan nabati mengalami pengembangan otot yang lebih optimal dan pemulihan lebih cepat. Infografis dari Asosiasi Gizi Internasional menunjukkan bahwa kombinasi protein nabati dan hewani dalam proporsi 60:40 dianggap ideal untuk kesehatan jangka panjang.

Kesehatan tubuh tergantung pada keseimbangan nutrisi. Protein memang penting, tetapi pilih sumber yang bermutu dan jangan melampaui batas. Hindari konsumsi berlebihan dan pilih protein yang baik untuk tubuh agar tetap sehat dan seimbang.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan