Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, menunjukkan keprihatinannya terhadap adanya tanggul beton yang dibangun di daerah pesisir Cilincing, Jakarta Utara. Dia meminta penjelasan lebih lanjut tentang izin yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait proyek tersebut.
Daniel Johan mengungkapkan kebutuhan untuk memastikan transparansi dalam proses pemberian izin, termasuk apakah telah dilakukan konsultasi publik dan apakah dampak terhadap nelayan tradisional telah dipertimbangkan. Ia juga menanyakan apakah syarat-syarat yang berlaku sudah mampu mendukung kebutuhan masyarakat pesisir. Pernyataan ini disampaikannya kepada wartawan pada Jumat, 12 September 2025.
Legislator dari PKB ini menyarankan bahwa pembangunan tanggul beton dapat menghilangkan ekosistem yang ada di pesisir. Dia juga menanyakan apakah nelayan terlibat dalam perencanaan pembangunan tersebut. “Jika kajian dampak lingkungan dan sosial tidak dilakukan dengan hati-hati, dapat merubah ekosistem pesisir, mempengaruhi arus laut, migrasi ikan, hingga mengganggu akses nelayan ke laut,” katanya.
Daniel Johan juga mempertanyakan apakah telah ada kajian AMDAL yang memenuhi syarat. Dia menyebutkan ada protes dari nelayan, yang menunjukkan bahwa masyarakat belum terlibat dalam proses perencanaan pembangunan.
Menurut dia, kepentingan rakyat di pesisir Cilincing harus menjadi prioritas. Jika ditemukan dampak negatif terhadap masyarakat, izin pembangunan dapat dibatalkan. “Jika setelah pemanggilan DPR ditemukan bahwa izin diberikan tanpa memperhatikan dampak sosial, maka harus ada revisi, kompensasi, atau bahkan pembatalan izin,” ujarnya. Daniel Johan juga mengumumkan rencana untuk mengadakan rapat kerja (raker) dengan Menteri KKP untuk membahas anggaran tahun 2026 dan isu aktual terkait pembangunan tanggul di Cilincing.
Secara video yang tersebar luas, Rabu 10 September 2025, tanggul beton tersebut dilaporkan membentang sekitar 2-3 kilometer di pesisir Cilincing. Seorang saksi dalam video tersebut mengaku bahwa tanggul tersebut mengganggu jalur pelayaran nelayan, memaksa mereka untuk memutar lebih jauh. Sementara itu, informasi dari postingan video menyebutkan bahwa tanggul beton tersebut digunakan sebagai tempat sandar tongkang batu bara dan tempat penampungan batu bara oleh perusahaan di wilayah Marunda, Jakarta Utara.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta juga telah memberikan keterangan. Menurut Kepala Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai Dinas SDA DKI Jakarta, Ciko Tricanescoro, tanggul tersebut bukan bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Sekarang, penting untuk mengevaluasi dampak langsung dari pembangunan ini terhadap ekosistem pesisir dan masyarakat setempat. Keputusan yang tepat perlu diambil untuk menjaga keseimbangan antara perkembangan infrastruktur dan kelestarian lingkungan.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.